SuarIndonesia – Meski dinyatakan unggul di Pilkada Tanbu 2020 sementara ini berdasarkan dua Lembaga Survei Nasional, Paslon “ZR” tak lantas Jumawa.
Elektabilitas pasangan “ZR” (Zairullah Azhar – Muhammad Rusli) berdasarkan dua Lembaga Survei Nasional menyatakan paslon (pasangan calon) Bupati dan Wakil Bupati Tanbu, meraih suara terbanyak menjelang Pilkada di kabupaten tersebut.
Dari hasil survey Charta Politika periode September 2020 menyebutkan, elektabilitas pasangan “ZR” sebesar 42,9 persen.
Atau unggul dari dua pasangan lainnya. Dimana elektabilitas Syafrudin H Maming (SHM) – M Alpiya Rahman (MAR) hanya 22,5 persen.
Kemudian Mila Karmila – Zainal Arifin 5,6 persen. Sedangkan responden yang tidak menjawab atau tidak tahu pada polling itu, 29,0 persen.
Bahkan keunggulan “ZR”, dikuatkan Lembaga Survei Indikator. Berdasarkan survei lembaga ini, pasangan ZR meraih suara sebesar 59,8 persen.
Berikutnya SHM – MAR 20,1 persen dan Mila Karmila – Zainal Arifin 1,5 persen. Sedangkan responden tidak tahu atau tidak menjawab 18,5 persen.
Masih berdasarkan survei Indikator, sebanyak 58,9 responden menyatakan kecil kemungkinan mengubah pilihan mereka tersebut.
Sedangkan 11,9 persen responden menyatakan sangat kecil atau hampir tidak mungkin mengubah pilihan itu.
Sementara responden yang masih besar kemungkinan meubah pilihannya 6,2 persen. Sedangkan yang cukup besar kemungkinan mengubahnya sebesar 13,5 persen.
Dalam survei kemantapan memilih ini, 9,6 persen responden tidak menjawab atau tidak tahu.
Berdasarkan hasil survei kedua lembaga tersebut, Wakil Ketua Eksekutif Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Tanbu, Muhammad Akram Sadli, mempertanyakan hasil survei yang dirilis tim pasangan SHM – MAR.
Survei tersebut menyebutkan pasangan “ZR” Nomor Urut 3, suaranya hanya 10,9 persen. Padahal Zairullah adalah Bupati pertama dan tokoh masyarakat serta tokoh pemekaran Tanbu.
Sementara SHM – MAR, yang mana keduanya tidak pernah duduk di kursi kepala daerah, diprediksi meraih suara 85,8 persen.
“Jika merilis survei atau polling, cobalah untuk menunjukkan objektifitas. Tidak memunculkan data yang aneh-aneh, yang tujuannya hanya untuk mempengaruhi calon pemilih,” ujar Akram, Minggu (27/9/2020).
Akram menduga, survei dari SHM – MAR tidak merata. Hanya dilakukan di basis suara SHM – MAR.
“Saya yakin, hari ini masyarakat sudah bisa menganalisa data. Mana data yang valid dan yang tidak valid,” tegas Akram.
Sementara meski unggul berdasarkan survei dua lembaga, namun Zairullah Azhar tak lantas jumawa.
Menurutnya, survei hal yang biasa dalam dunia politik. Khususnya menjelang pilkada seperti sekarang ini.
Menurut Zairullah, bila ada lembaga survei yang hasilnya berbeda satu sama lain, meski akan membingungkan, namun ia yakin masyarakat sudah bisa menilai mana yang benar dan mana yang tidak.
“Saya tidak bilang ada survei yang tidak benar. Tapi saya yakin, masyarakat bisa menilai sendiri.
Tapi kalau saya, tidak ingin mengawali sesuatu dengan hal yang tidak benar,” ucap Zairullah dengan nada merendah. (ZI)