SuarIndonesia – Tak terasa lebih sepekan sudah Kita Banjarmasin terendam Banjir. Tentu saja Kondisi tersebut benar-benar menjadi peringatan keras bagi Pemerintah setempat.
Bukan tanpa sebab, banjir pada mulanya cuma dikira genangan atau yang dinamakan dengan sebutan ‘calap’ bagi warga Banjarmasin itu sudah melumpuhkan aktivitas warga.
Lebih-lebih kondisi banjir di awal tahun 2021 ini, disebut-sebut adalah yang terparah. Bahkan tercatat sedikitnya 51 ribu lebih jiwa terdampak akibat banjir.
Tak ayal, berbagai dugaan pun muncul apa yang menjadi penyebab kota seribu sungai dilanda banjir separah ini. Mulai dari cuaca ekstrim, air pasang, air kiriman daerah hulu, hingga sungai-sungai kecil yang sudah tidak lagi berfungsi.
Oleh karena itu, Pj Sekda Kota Banjarmasin menjelaskan bahwa pihaknya bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pun telah melakukan evaluasi, agar ke depannya kejadian pilu ini tidak terulang lagi.
“Kita sudah lakukan rapat koordinasi. Ada beberapa hal masukan dari pihak-pihak terkait agar tidak terulang. Seperti membuat pintu-pintu air, penyedotan dan normalisasi sungai,” ucap Mukhyar, Sekretaris Daerah Banjarmasin, usai rapat di aula Kayuh Baimbai, Jumat (22/01/2021) siang.
Tak kalah penting, keberadaan bangunan – bangunan di atas bantaran sungai yang menghambat saluran juga dibahas dalam rapat tersebut.
Secara bertahap dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), Pemko bakal menertibkan bangunan-bangunan tersebut.
“Bangunan liar atau tidak. Kalau menutupi aliran sungai akan kita tertibkan. Sialnya itu sudah direncanakan namun banjir keburu datang,” terangnya.
Mukhyar membeberkan, sudah ada beberapa bangunan yang berdiri di atas bantaran sungai ditertibkan. Misalnya bangunan dekat toko Citra Sasirangan di kawasan A. Yani KM 3,5. Bahkan pos polisi lalu lintas di pertigaan Jalan Kuripan tak luput dari pembongkaran.
Selanjutnya yang akan datang, sebanyak 14 kios di area Pasar Kuripan namun berdiri di atas bantaran Sungai Veteran, juga bakal dibongkar dalam waktu dekat ini.
“Mungkin masih banyak lagi di daerah lain. Tapi kita dahulukan yang benar-benar mengganggu. Momennya pas untuk kita bongkar,” tandasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Windiasti Kartika terang-terang mengakui pihaknya memang tidak siap dalam menghadapi banjir.
“Ini diluar dugaan kita, Banjarmasin terus terang tidak siap. Pengalaman di Jakarta, mereka mengalami banjir besar juga mereka tidak siap,” ujarnya.
Windi menuturkan pengalaman ini menjadi sangat penting untuk dipelajari supaya musibah banjir tidak terulang kedepannya.
Seperti memperbaiki tata kelola saluran air dan infrastruktur bangunan di Kota Banjarmasin.
Windi pun mencontohkan seperti pelaksanaan pompanisasi yang telah dilakukan sejak beberapa hari lalu. Kegiatan ini diyakini untuk menurunkan debit air dan normalisasi di kawasan terendam.
Banjarmasin mencatat terdapat 3 kecamatan terdampak, yakni Timur, Utara dan Selatan. Pasalnya sampai sekarang, debit air mengalami lambat penurunan ketimbang musibah banjir di awal.
“Kalau dibiarkan turun airnya secara alami mungkin akan lama lagi bisa setengah bulan ke depan,” ucapnya.
Ia menjelaskan, pelaksanaan pompanisasi juga melihat struktur tanah Banjarmasin yang datar, sehingga air menggenang karena tidak ada dorongan keluar.
Hal sebaliknya, apabila struktur tanah yang bergelombang atau miring. Pemko tidak perlu melakukan dorongan dan penyedotan air dengan air.
“Di kawasan itulah yang konsentrasi kami untuk pompanisasi dan pengerukan yang dibantu oleh Balai Sungai,” pungkasnya.(SU)