SuarIndonesia — Beberapa hari ini, sejumlah kawasan Kota Banjarmasin kembali tergenang air. Kondisi ini terjadi ketika terjadi ketika memasuki tengah malam di mana waktu tersebut merupakan puncak jam pasang air.
Seperti yang terpantau di kawasan Kuin Utara dan Kuin Selatan, Kota Banjarmasin. Di kawasan bantaran sungai itu terlihat mulai tergenang dengan ketinggian di atas mata kaki orang dewasa, pada Senin (8/11/2021) malam.
Ketinggian air bahkan sempat menggenangi sejumlah rumah warga di Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, terutama yang tinggal di pinggiran Sungai Kuin.
“Air sudah naik selama dua malam terakhir ini, mungkin dampak dari cuaca ekstrem yang melanda Kalimantan Selatan,” ujar Roby, warga Kuin Utara saat dibincangi awak media.
Ia menceritakan, kondisi air pasang ini terjadi sejak pukul 9 hingga di atas pukul 12 malam.
“Dengan kondisi air pasang ini, maka kami segera mengamankan barang berharga lebih terdahulu,” ungkapnya.
Ketika kondisi air sungai mulai surut, warga terpaksa harus membersihkan lantai rumahnya yang masih tersisa akibat endapan lumpur sisa air pasang.
“Kami juga harus waspada terhadap hewan liar seperti ular dan lainnya, serta memperhatikan kabel atau kontak yang memiliki aliran listrik,” tutupnya.
Lantas apa langkah Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin menyikapi hal tersebut?
Saat ditemui awak media, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengaku sudah mengetahui kondisi tersebut, bahkan pihaknya juga terus mendapat laporan perkembangan ketinggian air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin.
Menurutnya, genangan yang terjadi tadi malam lantaran sungai di Ibukota Kalsel ini sedang memasuki fase pasang tinggi. Sehingga terjadi ROB di beberapa kawasan yang berdekatan dengan sungai.
“Kita sudah menetapkan status Siaga untuk Banjarmasin terkait dengan air pasang atau ROB ini,” ungkapnya saat ditemui awak media, Selasa (9/11/2021).
Ia menilai, kawasan permukiman yang berada di bantaran sungai seperti Kelayan memang sudah setiap tahunnya mengalami fase pasang tinggi. Namun kondisi itu diklaimnya hanya berlangsung sebentar atau sementara saja.
“Paling dua atau tiga jam akan kembali surut. Paling lama 4 sampai 5 jam saja pasangnya,” ujarnya
Karena itu, ia meminta agar rutinitas yang terjadi ini ditanggapi dengan kewaspadaan dari masyarakat agar bisa mengendalikan kondisi ancaman bencana banjir tersebut.
“Saya kira masyarakat di bantaran sungai sudah paham dengan perilaku sungai ini. Sehingga bisa mengantisipasinya jangan sampai terjadi korban,” ujarnya.
Selain itu Ibnu juga meminta warga untuk terus menjaga kebersihan lingkungannya, seperti kebersihan saluran drainase yang berfungsi mengalirkan genangan di pemukiman ke sungai.
“Kawan-kawan dari Satgas Kebersihan di setiap kelurahan dan pasukan turbo untuk membersihkan gorong-gorong dan saluran drainasenya agar air dapat mengalir secara normal,” pungkasnya. (SU)