DIRILIS Film Tentang Datu Kalampayan, Kadisdikbud Kalsel : “Ini Bukan untuk Komersil tetapi Edukasi”

SuarIndonesia – Film yang bercerita tentang Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan resmi dirilis, Selasa (20/12/2022).

Pemutaran pertama film sejarah Datu Kalampayan ini dilaksanakan di Bioskop Kota Cinema Mall.

Film ini juga akan ditayangkan di tempat tempat strategis. Rencananya akan ditayangkan lagi pada  26 Desember 2022 di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail Jakarta

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel, Muhammadun, mengatakan pembuatan film ini bukan untuk komersil tetapi untuk edukasi.

Pembuatan filmya juga tergolong singkat hanya 2 bulan. Beberapa tempat shooting film ini di antaranya di Teluk Selong, Bumi Shalawat Kiram, Bukit Batu, dan lainnya.

Menurutnya, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau yang akrab disapa Datu Kalampayan memliki peran besar dalam kehidupan masyarakat banjar.

Ia membangun pertanian,  pusat keagamaan, dan perjuanganya bagai matahari.

“Datu Kalampaian merupakan pengarang Kitab Sabilal Muhtadin, yang menjadi rujukan masyarakat banjar,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Kalsel, H. Muhidin,nmengatakan pembuatan film ini untuk mengenang jasa para alim ulama sekaligus meneladani akhlaknya.

“Untuk mengenang tokoh ulama yang perlu kita teladani di kehidupan sehari-hari hingga anak cucu kita,” katanya.

Menurut Muhidin, jasa Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sangat luar biasa dalam pembinaan dan pemberdayaan umat.

Selain berbagai kitab yang dituliskan salah satunya adalah kitab Sabilal Muhtadin, ia juga mampu melahirkan alim ulama sebagai generasi penerus.

“Melalui film ini menegaskan banua Kalimantan Selatan, memiliki sejarah, memiliki tokoh ulama, yang tidak hanya menjadi pelita di banua, tapi juga menjadi pelita di nusantara, hingga mancanegara,” tegasnya.

Dengan adanya film tentang perjalanan dakwah ulama yang menempuh pendidikan di Timur Tengah, kata Muhidin, menjadi pengingat dan catatan sejarah bagi generasi selanjutnya, akan besarnya ulama di tanah Banjar.

Termasuk juga, kesultanan Banjar pada masa itu, di mana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sangat dihormati dan dimuliakan sebagai tokoh agama.

Alur cerita film dimulai dari kepulangan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dari Timur Tengah ke Indonesia, sebelum ke tanah Banjar singgah dulu bersama para sahabatnya di tanah Betawi atau Jakarta.

Sejak tinggal di Jakarta itu, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sudah menunjukkan keilmuannya, salah satunya memperbaiki arah kiblat masjid-masjid di sana, karena dia ahli dalam ilmu falak atau astronomi.

Di tanah Banjar, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari pun banyak menyampaikan ilmu-ilmu agama Islam hingga fatwa tentang hukum syariat, dan ditaati masyarakat.

Pada sisi lain, Kabid Kebudayaan Disdikbud Kalsel, Hilda, mengungkapkan film ini diproduksi menggunakan APBD provinsi sekitar Rp4 miliar dan tidak untuk dikomersilkan.

Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari tokoh yang sangat berjasa bagi daerah Kalsel hingga Indonesia, karenanya diajukan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Menurut dia, sesuai arahan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, ketokohan ulama ini harus bisa diabadikan dalam sebuah film layar lebar.

Hingga bisa terus dikenang besar jasanya bagi negeri ini. Menurut dia lagi, film ini akan di putar kembali di pusat perfilman nasional di Taman Ismail Marzuki Jakarta. (RW)

 

 718 kali dilihat,  3 kali dilihat hari ini

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!