SuarIndonesia – Kondisi pandemi COVID-19 ternyata sangat berpengaruh terhadap minat investor asing untuk menanamkan investasinya di Kalsel. Sedangkan investor dalam negeri masih bisa bergerak.
Kepada SuarIndonesia.com, Rabu (3/6/2020), di Banjarbaru, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel Nafarin, mengatakan, nilai investasi Kalsel triwulan pertama 2020 Rp1,5 triwulan mengalami penurunan sekitar 50 persen dibanding triwulan pertama 2019 sebesar Rp3 triliun.
Faktor penyebabnya, ungkap Nafarin, adalah kondisi pandemi COVID-19 yang membuat semuanya stagnan terutama untuk PMA (Penanaman Modal Asing), sedangkan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) masih bisa bergerak.
Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan I seperti dirilis BPS (Biro Pusat Statistik) Kalsel bisa mencapai 5,6 persen. “Angka ini jauh di atas nasional,” tambahnya
Penyebabnya, lanjut Nafarin, ternyata nilai ekspor dari sektor industri kehutanan seperti plywood, serta perhiasan dan emas masih bagus.
Menurut Nafarin, kedua sektor ini yang bisa mendongkrak dan menopang ekspor Kalsel. Sedangkan komoditi lain, seperti kelapa sawit, kakao, dan karet turun.
Nafarin berharap, pada triwulan kedua nilai investasi Kalsel bisa membaik. “Dengan kondisi seperti ini, memang agak sulit, tapi kita tetap berharap,” tambahnya.
Secara rinci Nafarin menjelaskan, nilai investasi Kalsel triwulan I (Januari-Maret) mencapai Rp1,53 trilun dengan jumlah proyek 316 buah, terdiri dari 236 PMDN dan 80 PMA.
Nilainya untuk PMDN Rp1,46triliun dan PMA Rp64,4 miliar. Dan bila dipersentasekan 95,4 persen PMDN, dan PMA 4,3 persen
Sedangkan peringkat PMDN, Kalsel berada di urutan ke-15 dari 34 provinsi. Sementara PMA berada di peringkat 30 dari 34 provinsi.
“Untuk regional Kalimantan dalam investasi PMDN, Kalsel berada di atas Kalteng dan Kaltara, dan di bawah Kaltim dan Kalbar. Dan untuk PMA berada di urutan terbawah,” tutup Nafarin.(RA)