SuarIndonesia – Kota Banjarmasin, masih belum keluar dari ancaman banjir yang sebelumnya diprediksi bakal terjadi di awal tahun 2022 ini.
Bukan tanpa alasan, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Fahruraji membeberkan, hal itu dikarenakan wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) termasuk Kota Banjarmasin yang masih ada resiko diterjang badai La Nina.
Bahkan, meski ancaman banjir rob yang sebelumnya diprediksi bakal terjadi lebih dalam dibanding Desember 2021 kemarin sudah terlewati namun berdasarkan prakiraan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) badai La Nina ini akan terus terjadi sampai Mei 2022 mendatang.
“Makanya status kebencanaan kita masih tetap Siaga Darurat,” ucapnya saat ditemui awak media di Balai Kota, Senin (10/1/2022).
Selain kondisi alam yang masih jadi ancaman, keputusan untuk tidak mencabut status Siaga Darurat itu juga beracuan dengan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Banjarmasin yang menetap status tersebut sampai akhir Maret.
“Status ini sebagai bentuk antisipasi. Kita harus tetap langkah-langkah mitigasi bencana. Karena ancaman banjir rob atau banjir seperti awal tahun 2021 kemarin tetap masih ada,” ujarnya.
Apalagi menurutnya, Kota Banjarmasin memang dikenal sebagai daerah pasang surut yang selalu terdampak dengan kondisi ketinggian air laut.
“Walaupun sekarang sudah berakhir, tapi siklus pasang tinggi ini akan terus ada di setiap awal bulan dan ketika bulan purnama tiba,” imbuhnya.
Lantas mengapa banjir rob kali ini lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya?
Baca Juga :
LAGI BANJARMASIN Diterjang Banjir Rob, Diperkirakan 7 Januari Paling Tinggi
Terkait hal itu, Raji menjelaskan bahwa hal tersebut dikarenakan badai La Nina yang masih belum berakhir dan curah hujan yang cukup tinggi dengan durasi yang lebih lama.
Alhasil, setiap wilayah yang berada di area lebih rendah dan pinggir sungai, akan langsung merasakan dampaknya.
“Daerah itu otomatis akan terdampak. Kalau pasangnya dalam, maka air akan naik hingga daratan,” pungkasnya.
“Kita juga hampir merampungkan verifikasi lokasi tempat pengungsian di lima kecamatan,” tambahnya.
Kendati demikian, Raji memaparkan bahwa kondisi yang sebelumnya diprediksi Bidang Sungai Dinas PUPR, air pasang yang mengakibatkan terjadinya banjir rob, berlangsung sejak tanggal 2 -10 Januari 2022.
Namun, dari data yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Minggu (09/1/2022) malam, wilayah yang terdampak banjir tinggal tersisa 5 di kawasan hingga Minggu (09/1/2022) malam.
Meski demikian, Kepala Pelaksana BPBD Banjarmasin, Fahruraji menyebut, bahwa potensi banjir rob di kemudian hari masih ada.
Ia menyebut, untuk kondisi sekarang, pasang air laut memang sudah mengalami penurunan. Dari sebelumnya tinggi pasang air sempat mencapai 2,6 cm, sekarang sudah di angka 2,3 cm dan akan terus menurun.
“Daerah kita ini pasang surut. Sepengetahuan kita itu tidak akan berakhir. Karena akan mengikuti gravitasi bulan. Awal.bulan timbul dan purnama akan terjadi pasang air laut,” ucapnya.
“Tapi pada saat awal bulan akan mengalami kenaikan lagi. Memang seperti itu siklusnya. jelasnya.
Ia mengakui, bahwa banjir rob yang terjadi beberapa waktu terakhir memang lebih tinggi dari biasanya. Namun ia menyebut, bahwa kondisi itu semata-mata disebabkan adanya pengaruh La nina.
Disinggung mengenai potensi banjir kiriman, ia menyebut bahwa kondisinya masih aman.
Hal itu dilihat dari situasi daerah tetangga seperti Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar yang saat ini masih tergolong aman daerah potensi banjir.
“Kondisi sekarang masih aman. Sebagian juga ada upaya mitigasi dengan pengerukan untuk mengantisipasi banjir,” tuntasnya. (SU)