SuarIndonesia – Ketua Komisi I DPRD Kalsel Dra. Hj, Rachmah Norlias mengatakan Budaya banua dan kearifan lokal diharapkan menjadi salah satu bahan pendidikan pengajaran untuk anak- anak.
“Budaya lokal khususnya di Kalimantan Selatan perlu dilestarikan dan menjadi bahan ajar untuk sekolah,” ujarnya.
Itu saat melaksanakan Sosialisasi Propem, Perda, Perencanaan Perda dan Peraturan Perundang-undangan. peraturan daerah Kalsel nomor 4 tahun 2017 tentang budaya banua dan kearifan lokal. Senin (19/12/2022)
Menurutnya, pemeliharaan budaya dan kearifan lokal Kalimantan Selatan bertujuan untuk mempertahankan dan melestarikan ciri khas banua agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
“Banyak budaya dan kearifan lokal yang perlu kita lestarikan, diantaranya bahasa Banjar, kain Sasirangan, lagu Banjar, maupun kebiasaan upacara adat,” bebernya.
Dirinya berharap budaya lokal dan kearifan lokal Kalimantan Selatan dapat dimasukkan kedalam kurikulum pembelajaran.
“Jangan sampai anak cucu kita tidak tahu dengan kebudayaan asli Banjar,” ujarnya.
Lanjut, dirinya juga menghimbau kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan kosa kata maupun imbuhan bahasa asli Banjar tidak dimengerti oleh anak muda.
“Generasi muda perlu menjadi perhatian bersama agar anak muda memahami bahasa Banjar,” harapnya.
Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Dispersip Kalsel Wildan Akhyar, mengapresiasi kehadiran anggota DPRD Kalsel dalam rangka menyebarluaskan Budaya Lokal dan Kearifan Lokal Kalimantan Selatan.
“Terima kasih untuk dapat berpartisipasi dalam menyebarkan budaya dan kearifan lokal Kalimantan Selatan,” ucapnya.
Dirinya berharap kolaborasi tersebut dapat terus berjalan dengan lancar, sehingga masyarakat lebih memahami dan melestarikan budaya serta kearifan Kalsel.
Sementara itu, Pemateri peraturan daerah Kalsel nomor 4 tahun 2017 tentang budaya banua dan kearifan lokal sekaligus budayawan Kalselm Khairiadi Asa menjelaskan pemerintah bersama masyarakat diwajibkan untuk melestarikan.
“Kalimantan Selatan memang memiliki banyak budaya dan kearifan lokal masing-masing, akan tetapi perbedaan tersebut menjadi suatu kekuatan,” ucapnya.
Ia mengingatkan budaya dan kearifan lokal menjadi suatu jati diri Kalimantan Selatan, sehingga hal tersebut jangan sampai tergerus maupun hilang.
Selain itu, sebagai seorang seniman pencipta lagu Banjar, Hairiyadi juga berusaha memperkenalkan bahasa Banjar melalui karya-karya yang dapat didengar oleh masyarakat.
“Setelah peluncuran lagu, kami juga berusaha mengajak pengusaha perhotelan maupun travel sudah mulai memutar lagu Banjar,” imbuhnya. (HM)
363 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini