Dr H Fauzan Ramon SH MH
Suarindonesia – “Kaitan memilih Ketua DPRD Kalsel, dan jika salah langkah pilih preseden bagi kader,” kata salah satu Anggota Dewan Kehormatan Partai Golkar, Dr H Fauzan Ramon SH MH, kepada awak media, Minggu (19/5) soal kandidat siapa nantinya duduk menjadi Ketua DPRD Kalsel
Inilah saatnya menciptakan langkah-langkah yang adil, bijak untuk masa depan.
Karena Partai Golkar “di atas kertas” sebagai pemenang Pemilu 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan.
Dengan sabetan 12 kursi di DPRD Provinsi Kalsel, Golkar berhak atas jatah kursi Ketua DPRD Kalsel periode 2019-2024.
Ia berharap H Sahbirin Noor atau yang akrab disapa Paman Birin selaku Ketua DPD Partai Golkar Kalsel harus bijak dalamme nentukan posisi Ketua DPRD Kalsel.
“Saya berbicara selaku anggota Dewan Kehormatan Partai Golkar tanpa ada kepentingan apapun, hanya demi kebaikan Partai Golkar,” bebernya.
Disebut, ada tiga nama tokoh dari partai berlambang beringin menguat dalam bursa calon Ketua DPRD Kalimantan Selatan periode 2019-2024.
Sebagai pemenang Pemilu 2019 dengan 12 kursi di DPRD Kalimantan Selatan, Partai Golkar berhak menempatkan kadernya sebagai pucuk pimpinan dewan provinsi.
Kandidat yang menguat adalah Ketua DPRD Banjar yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Banjar, H Rusli selaku peraih suara terbanyak Pemilu 2019.
Kemudian ada mantan Bupati Barito Kuala dua periode, Hasanuddin Murad.
Terakhir, nama H Supian HK yang kini Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel serta Ketua Harian DPD Partai Golkar Kalsel.
Menurut Fauzan, doktor hukum lulusan Untag Surabaya ini, kalau mengacu pada mekanisme pemilihan Ketua DPRD Kalsel hasil Pemilu 2014 dengan terpilihnya Hj Noormiliyani AS sebagai peraih suara terbanyak dipercaya Golkar menduduki posisi ketua dewan.
“Maka dengan berkaca semua itu, H Rusli dengan raihan suara pribadi di dapil Kalsel 2 (Kabupaten Banjar) mencapai 51.869 suara, jelas paling layak sebagai Ketua DPRD Kalsel periode 2019-2024 nanti,” beber Fauzan Ramon, yang juga advokat senior di banua ini.
Kalau, dibandingkan dengan Hasanuddin Murad meski berpengalaman sebagai mantan anggota DPR RI dan Bupati Batola dua periode, hanya meraup 40.482 suara di dapil Kalsel 3 (Batola).
Kalau, dibandingkan dengan Hasanuddin Murad meski berpengalaman sebagai mantan anggota DPR RI dan Bupati Batola dua periode, hanya meraup 40.482 suara di dapil Kalsel 3 (Batola).
Sedangkan, H Supian HK dengan raihan kisaran 15 ribu suara di dapil Kalsel 5 (Kabupaten Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong).
“Jelas ini merupakan ujian berat bagi Paman Birin selaku Ketua DPD Partai Golkar Kalsel untuk memilih ketiga figur.
Karena ketiganya berpeluang mengisi posisi Ketua DPRD Kalsel hasil Pemilu 2019. Namun, jika bicara perolehan suara, tentu H Rusli yang suara pribadinya melebihi 51 ribu dan tertinggi di antara 55 calon anggota DPRD Kalsel terpilih, saya nilai sangat pantas dipilih Paman Birin,” tutur Fauzan Ramon, yang juga Dosen STIH Sultan Adam Banjarmasin.
Disinilah, Ketua DPD Partai Golkar Kalsel harus bijak dalam menentukan posisi Ketua DPRD Kalsel.
Baginya, sosok H Rusli memenuhi semua kriteria yang dibutuhkan menjadi Ketua DPRD Kalsel.
Tak hanya pendulang suara terbesar Pemilu 2019, H Rusli susah berpengalaman.
“Kalau menentukan kebijakan partai berdasarkan kedekatan personal, maka say
saya khawatir malah akan menggerus kepercayaan masyarakat atas Partai Golkar,” ucapnya lagi.
Untuk itu, berharap dengan raupan suara yang lebih kecil, dua koleganya H Supian HK dan Hasanuddin Murad harus legowo (mengalah) demi kebaikan Partai Golkar. “Kalau memang tetap dipaksakan Supian HK dipilih menjadi Ketua DPRD Kalsel, saya khawatir 51 ribu lebih konstituen Partai Golkar dapil II (Kabupaten Banjar) akan kecewa,” ucap Fauzan Ramon.
Dikhawatirkan Fauzan, kekecewaan konstituen tersebut akan berpengaruh dengan persiapan Golkar menghadapi pilkada serentak tahun depan. (ZI)