SuarIndonesia– Lahan kosong atau tidur disebut jadi penyebab utama Kebakaran lahan dan hutan (karhutla) utamanya di kawasan ring 1 Bandara Syamsudin Noor. Oleh karena itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membuat terobosan.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, R. Suria Fadliansyah, jika melihat fakta di lapangan lahan yang terbakar itu pemilik lahan membiarkan lahan tidak terawat.
“Jadi perlu formulasi khusus dan tindakan terukur untuk dikoordinasi ke pemilik lahan. Kerjasama dengan BPN, ” jelasnya.
Ke depan pihaknya bersama BPN akan melakukan pendataan lahan tidak tergarap, utamanya kawasan ring 1 bandara.
Pihaknya sedang merancang melakukan sensus kepemilikan lahan. “Dengan terdata minimal mengurangi resiko karhutla. Jika pemilik sudah diketahui maka tugas kabupaten kota memerintahkan untuk merawat lahan sebelum musim kemarau. Landasan hukum melalui perda terkait hal itu sedang kami godok,” ujar Suria, Senin (18/9/2003).
Terobosan yang sedang dirancang pemprov ini juga diamini Kantor Wilayah (Kanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Banjarbaru. Menurut Kasi Survei dan Pemetaan Pengukuran BPN Kota Banjarbaru, A Muiz Gozali, dari lokasi yang terbakar ada yang bersertifikat ada yang tidak.
Lahan bersertifikat pihaknya mempunyai data, sedangkan yang tak bersertifikat maka tak punya data. “Kami mendukung apa yang diamanatkan BPBD, dan siap memberikan data,” katanya.
Muiz juga tak menampik fakta di lapangan lahan yang terbakar rata-rata adalah lahan tidur yang tidak tergarap.
“Lahan itu dikuasai sekitar ratusan orang. Lokasinya spot-spot atau kavling ada yang di areal bandara dan paling luas di lahan Cempaka. Yang terbakar hampir semuanya lahan tidur,” ujarnya.(RW)