SuarIndonesia – Tiga komoditi bahan pokok yang cukup mempengaruhi inflasi di Kalsel jadi perhatian khusus.
Tiga komiditi itu beras, daging sapi, dan daging ayam ras. “Akan kita agendakan paling lambat dalam pekan depan (yaitu) operasi pasar. Begitu juga pasar murah yang akan terus kita lakukan hingga akhir tahun ini,” kata Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar, Kamis (10/11/2022) di sela Rapat Koordinasi Penanganan Inflasi di Ruang Aberani Sulaiman Banjarbaru.
Untuk jangka panjang Roy membeberkan pihaknya juga tengah mendata komoditi apa saja yang dapat ditingkatkan produksinya.
“Kita tingkatkan produksinya, kita perbaiki distribusinya, penyalurannya, kemudian kita benahi permasalahan terkait peningkatan produksi di daerah yang menjadi lokasi penanaman,” papar Roy.
Pemprov Kalsel sendiri diakui Roy sudah menambah divisi baru di Perusahaan Daerah (Pusda) Bangun Banua, untuk produksi pangan.
Sayangnya divisi tersebut masih dalam tahap reorganisasi hingga pencarian Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu menjalankan program divisi tersebut.
“Divisi ini kita harapkan nantinya sama seperti Bulog kalau dari Pusat. Bedanya ini nanti khusus menangani kebutuhan pangan di daerah,” ungkapnya.
Dijelaskan Roy, dari rapat stadi juga tiap SKPD diminta ikut andil menangani indeks harga konsumen dari komoditi beras, cabai, bawang, daging sapi, ayam ras.
“Terutama di tiga kabupaten kota, yakni Kotabaru, Tabalong dan Banjarmasin. Karena daerah itu yang rentan jika dibeberkan dari data tadi,” jelasnya.
Dari basis data soal beras, khususnya beras lokal kini menujukkan angka menipis, sebab dari informasi yang dilaporkan petani di Kalsel masih baru bisa menghasilakan beras baru pada Februari.
Pada minggu pertama November ketersediaannya sebanyak 31.055,18 ton, sedangkan kebutuhan yang diperlukan di Kalsel yakni 7.595 ton.
Sementara, soal daging juga disebutkan menipis dan kurang. Ketersediaan stok sekitar 197,48 ton sementara keperluannya 77,66 ton per Minggu pada minggu pertama November.
“Soal data daging ini adalah daging beku. Belum lagi soal yang daging segar, yang diperlukan karena masih ada batasan PMK,” jelas kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani.
Dia menjelaskan yang menjadi sorotan ada dua hal. Pertama soal beras perlu ditambah produksi. Kedua daging sapi yang perlu suplai tambahan.(RW)