Penyandang Disabilitas Masih Merasa Dianaktirikan Pemerintah

- Penulis

Kamis, 16 Mei 2019 - 19:56 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suarindonesia – Para orang tua penyandang disabilitas di Kalsel pada umumnya masih mengaku dianaktirikan. Padahal sebagai warga negara diatur dalam UU yang mendapatkan hak dan perluakuan yang sama tetapi pada prakteknya kerap dianaktirikan.

Hal itu diuangkap Sulzi Zikriilah yang meneceritakan bahwa anaknya yang tuna netra sangat sulit mendapatkan bangku pendidikan. Namun sekarang dengan aksesnya sebagai salah seorang dosen barulah bisa mengeyam pendikan seperti halnya warga disabilitas lainnya, ungkap Sulzi Zikriilah di sela-sela Forum Komunikasi Keluarga Anak Penyandang Disabelitas, di Rattan In Banjarmasin, Kamis (16/05/2019).

Hal senada juga diungkapkan Lilis Purnamawati untuk tetap menjaga anaknya mencari sekolah khusus penyandang disabilitas. Dengan kondisi begitu, Lilis menerangkan bahwa telah kerap kali bergonta-ganti tempat pendidikan, sebelum menetapkan hati di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Banjarbaru.

“Anak penyandang disabilitas kurang perhatian pemerintah. Buktinya anak saya yang harus mencari sekolah khusus untuk menimba ilmu,” ujar Lilis sesambil menetaskan air matanya saat hadir di acara.

Padahal sebagai warga Kota Banjarbaru, Lilis hanya ingin anak keduanya tersebut mengenyam kursi pendidikan seperti anak normal lainnya.

Ketidakadilan yang dialamatkan terhadap anak Lilis, Muhammad Firdaus Pasha rupanya tidak dalam ruang lingkup pendidikan. Namun anak usia 7 tahun ini juga mendapatkan perlakuan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

Lilis kembali menyampaikan bahwa keluarga sekitar rumahnya kadang kurang menerima Firdaus saat berkunjung dalam rangka bermain dengan teman sebayanya.

“Anak saya sering diusir saat berteman ke tetangga, karena mereka beranggapan anak saya hanya merusak saja. Alhasil dia tidak mau keluar rumah saat pulang sekolah,” beber Lilis.

Baca Juga :   BERLAGA 48 Club di Kompetisi Basket Ball se Kota Banjarmasin

Kendati demikian, Lilis mengharapkan pemerintah pusat maupun daerah lebih memperhatikan kondisi anak kebutuhan khusus. Supaya, lanjutnya agar tidak ada lagi korban ketidakadilan dalam lingkungan masyarakat seperti yang dialami anaknya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kalsel, Husnul Khatimah telah berupaya agar pemerintah menjadi ujung tombak dalam memberikan fasilitasi kepada anak penyandang disabilitas. Bahkan juga supaya pemerintah menjadi sandaran segala keluh kesah orang tua.

“Pemerintah wajib memperhatikan keadaan mereka (penyandang disabilitas), makanya kita akan membikin UPTD tersendiri agar penanganan bisa lebih fokus melayani,” imbuhnya.

Dijelaskan, anak penyandang disabilitas harus diperhatikan, karena merupakan bagian anak bangsa Indonesia. Masyarakat tidak boleh lupa bahwa masa depan bangsa ada di pundak anak anak ini.

“Perhatian khusus harus diberikan agar para penyandang disabilitas bisa memiliki bekal dalam bermasyarakat,” ujarnya.

Ia mengatakan, peran serta pihak SKPD sangat diperlukan dalam konsentrasi memberikan pelayanan terbaik bagi penyandang disabilitas. “Anak penyandang disabilitas juga berhak untuk memperoleh pendidikan bagaimanapun kondisi dan situasi mereka,” terangnya.

Deputi Perlindungan Anak Kementerian PPA Nahar juga tak membantah. Ia mengakui memang dari 1,5 juta penyandang disabilitas yang sekolah baru separuhnya, sehingga hal inilah yang menjadi tantangan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menggelar Forum Komunikasi Keluarga Anak Penyandang Disabilitas.(SU)

Berita Terkait

DIBERANGKATKAN 12 Mei 2024, Jemaah Haji Embarkasi Banjarmasin 5.759
MERIAHKAN Hari Jadi Balangan, SKPD Ikuti Lomba Masak
DOKTER DAN RS Lakukan Malapraktik, Ini yang Harus Dibuktikan
INILAH PENGAKUAN KORBAN Dugaan Malapraktik, Kepala Bayi Dibungkus Kain
PELAKU PENIPU Diciduk saat Santai Dalam Kamar Hotel
POLDA KALSEL Sita Aset Hampir 13 Miliar, Penyidikan dari TPPU Seorang Tersangka Narkoba
NETIZEN Ngamuk Usai Korea Disingkirkan Timnas Indonesia di Piala Asia U23
SAKIT HATI, Kakak Ipar Ditikam 38 Kali Hingga Tewas

Berita Terkait

Sabtu, 27 April 2024 - 01:15 WITA

KASUS KORUPSI Timah, Kejagung Tetapkan Lima Tersangka Baru

Jumat, 26 April 2024 - 23:39 WITA

DIBERANGKATKAN 12 Mei 2024, Jemaah Haji Embarkasi Banjarmasin 5.759

Jumat, 26 April 2024 - 23:37 WITA

MERIAHKAN Hari Jadi Balangan, SKPD Ikuti Lomba Masak

Jumat, 26 April 2024 - 22:56 WITA

DOKTER DAN RS Lakukan Malapraktik, Ini yang Harus Dibuktikan

Jumat, 26 April 2024 - 22:14 WITA

PELAKU PENIPU Diciduk saat Santai Dalam Kamar Hotel

Jumat, 26 April 2024 - 19:03 WITA

POLDA KALSEL Sita Aset Hampir 13 Miliar, Penyidikan dari TPPU Seorang Tersangka Narkoba

Jumat, 26 April 2024 - 18:29 WITA

NETIZEN Ngamuk Usai Korea Disingkirkan Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Jumat, 26 April 2024 - 00:39 WITA

MKMK: Guntur Hamzah Tak Langgar Etik!

Berita Terbaru

Dalam jumpa pers pada, Jumat (26/4/2024) malam, Kejagung menetapkan lima tersangka baru kasus korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022. [detikNews/Grandyos Zafna]

Hukum

KASUS KORUPSI Timah, Kejagung Tetapkan Lima Tersangka Baru

Sabtu, 27 Apr 2024 - 01:15 WITA

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Balangan ikuti lomba masak nasi goreng, di Komplek Perkantoran Tugu Maritam, Paringin Selatan, pada Kamis (25/4/2024) (SuarIndonesia/Adv)

Balangan

MERIAHKAN Hari Jadi Balangan, SKPD Ikuti Lomba Masak

Jumat, 26 Apr 2024 - 23:37 WITA

Headline

DOKTER DAN RS Lakukan Malapraktik, Ini yang Harus Dibuktikan

Jumat, 26 Apr 2024 - 22:56 WITA

error: Content is protected !!

Eksplorasi konten lain dari Suar Indonesia

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca