SuarIndonesia — Pemerintah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) melontarkan kecaman keras terhadap para ‘ekstremis’ Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan Kepolisian Tel Aviv.
Insiden tersebut terjadi pada hari Minggu (17/9/2023) dan melibatkan 430 warga pemukim Yahudi.
Seperti dikutip detikNews dari Alarabiya News, Selasa (19/9/2023), otoritas Saudi mengecam aksi para ‘ekstremis’ Israel itu yang disebut sebagai ‘provokasi’ terhadap umat Muslim di seluruh dunia.
Kompleks Masjid Al-Aqsa yang kerap menjadi titik konflik antara Israel dan Palestina juga dihormati oleh komunitas Yahudi, yang menyebut situs suci itu sebagai Temple Mount. Masjid Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam dan dikelola oleh Yordania.
Warga non-Muslim boleh mengunjungi situs suci itu, namun dilarang berdoa di sana.
“Kementerian Luar Negeri menyampaikan kecaman Kerajaan Arab Saudi atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa yang dilakukan oleh sekelompok ekstremis di bawah perlindungan polisi pendudukan Israel,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi seperti dikutip Saudi Press Agency (SPA).
“Kementerian menegaskan bahwa praktik-praktik ini dianggap sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap semua norma dan konvensi internasional, dan merupakan provokasi terhadap perasaan umat Muslim di seluruh dunia,” imbuh pernyataan tersebut.
Pernyataan itu dirilis ketika Amerika Serikat (AS) mengupayakan normalisasi hubungan diplomatik antara Saudi dan Israel. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengakui prosesnya sulit, terutama soal isu Palestina.
Pemerintah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) melontarkan kecaman keras terhadap para ‘ekstremis’ Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan Kepolisian Tel Aviv.
Seperti dilansir Alarabiya News, Selasa (19/9/2023), otoritas Saudi mengecam aksi para ‘ekstremis’ Israel itu yang disebut sebagai ‘provokasi’ terhadap umat Muslim di seluruh dunia.
Kompleks Masjid Al-Aqsa yang kerap menjadi titik konflik antara Israel dan Palestina juga dihormati oleh komunitas Yahudi, yang menyebut situs suci itu sebagai Temple Mount. Masjid Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam dan dikelola oleh Yordania.
Otoritas UEA, dalam pernyataan terpisah, juga mengecam apa yang disebutnya sebagai ‘penyerbuan’ terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa.
Kementerian Luar Negeri UEA menegaskan bahwa situs suci di Yerusalem itu harus mendapatkan ‘perlindungan penuh’ dan menyerukan ‘penghentian pelanggaran serius dan provokatif yang terjadi di sana’.
“Kementerian meminta otorita Israel untuk menghentikan eskalasi, dan menghindari memperburuk ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan, menegaskan penolakan UEA terhadap semua praktik yang melanggar resolusi legitimasi internasional dan mengancam eskalasi lebih lanjut,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri UEA.
Aksi penyerbuan para ekstremis Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa itu bertepatan dengan tradisi Yahudi Rosh Hashana.
Dalam pernyataannya, Saudi dan UEA juga menegaskan kembali perlunya upaya memajukan proses perdamaian, dan mengakhiri praktik yang mengancam solusi dua negara, yang akan mewujudkan pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan garis perbatasan tahun 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.
Kecaman serupa juga disampaikan oleh Mesir, Yaman dan Yordania. (*/UT)