SuarIndonesia – Program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang digelar Perpustakaan Nasional RI diakui menjadi salah satu program nasional yang mampu meningkatkan taraf perekonomian warga.
Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus, Upriyadi mengatakan, hal itu terbukti dengan banyaknya masyarakat yang mendapatkan keahlian dan pekerjaan dengan mengikuti program tersebut. Termasuk di Kalimantan Selatan.
Bukan tanpa alasan, menurutnya dengan adanya program berbasis inklusi sosial ini, fungsi perpustakaan tidak hanya sebagai sarana mencerdaskan masyarakat dengan koleksi dan informasinya saja, namun juga bisa mensejahterakan.
“Karena memang sasaran dari program ini adalah masyarakat kelas menengah ke bawah,” ucapnya saat ditemui awak media di sela kunjungannya dalam kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) di Aston Banua Hotel, Rabu (6/7/2022).
Alhasil, ia mengklaim bahwa berkat program tersebut, banyak masyarakat yang sebelumnya pengangguran dan kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19, bisa mendapatkan pekerjaan dan keahlian.
“Peningkatan kesejahteraan yang menjadi tujuan utama program ini tidak hanya dalam hal ekonomi saja, namun juga bisa berbentuk peningkatan rasa aman, sehat dan semakin cerdas,” jelasnya.
Baca Juga :
PELAJAR Naik Speedboat Diajak ke Perpustakaan Lanting Pintar
Di Kalsel misalnya, dari hasil pantauannya tadi, banyak produk yang dihasilkan dari program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang dijalankan oleh masing-masing perpustakaan daerah.
“Ini sangat luar biasa dampaknya. memanfaatkan program ini dan impact-nya sangat dirasakan. Tidak hanya di kalsel, tapi masyarakat yang merasakan keuntungan dari program ini juga ada di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke,” ungkapnya.
“Karena setiap tahun kita merekam testimoni dari masyarakat terutama level menengah ke bawah dan semuanya menghasilkan dampak yang positif bagi kesejahteraan warga,” tambahnya.
Selain itu, menurutnya hal yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dikarenakan potensi yang digali tentunya adalah yang bersumber dari masyarakat setempat.
“Di sini (Kalsel) kita bisa melihat sendiri, misalnya produk anyaman dari tumbuhan purun dan eceng gondok, atau kue berbahan dasar kerak nasi,” tukasnya.
“Kita berharap program ini bisa terus berlanjut dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para penerima manfaat,” harapnya.
Diketahui sebelumnya, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) sendiri saat ini tengah mendorong gerakan literasi untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat.
Perpustakaan Nasional RI sejak tahun 2018 lalu, menyelenggarakan kegiatan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas nasional 2020 – 2024 dengan tujuan untuk memperkuat peran perpustakaan umum dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul melalui peningkatan kemampuan literasi untuk mewujudkan Indonesia Maju. (SU)