SuarIndonesia – Surplus beras di Kalsel mencapai 42 ribu. Jumlah tersebut dihitung dari peoduksi dan kebutuhan beras untuk dikonsumsi.
Produksi beras tahun ini diperkirakan mencapai 516,61 ribu ton, sementara jumlah konsumsi cuma 474,35 ribu ton.
“Jadi ada potensi surplus sekitar 42,26 ribu ton,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Yos Rusdiansyah, Senin (14/11/2022).
Ia menyampaikan, potensi produksi didapat melalui metode yang mengintegrasikan dua sistem pengumpulan data.
Yakni metode kerangka sampel area (KSA) untuk menghitung luas panen dan metode ubinan untuk mengetahui produktivitas.
“Luas panen dikali dengan produktivitas, maka mendapatkan jumlah produksi,” ucapnya.
Dengan perhitungan itu, Yos menuturkan, produksi beras Kalsel pada Januari sampai September sekitar 366,35 ribu ton.
Sementara Oktober-Desember diperkirakan sebanyak 150,26 ribu ton.
“Oktober-Desember masih angka sementara, dengan menggunakan rata-rata produktivitas SR III (September-Desember) tahun 2018 sampai 2021,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kalsel Syamsir Rahman menyebut, data yang dimiliki pihaknya tak beda jauh dengan BPS Kalsel. “Jadi memang surplus, tidak defisit,” tegasnya.
Meski begitu, ia menyampaikan, ada sejumlah kendala yang dihadapi untuk meningkatkan produksi padi.
“Salah satunya, adanya kenaikan BBM yang berimbas pada kenaikan semua sarana produksi,” ucapnya.
Kemudian, banjir yang terjadi dua tahun terakhir juga sangat mempengaruhi produksi padi. Karena menyebabkan jaringan irigasi dan tata kelola air rusak.
“Selain itu, ada sekitar 25 persen lahan sawah yang masih tergenang oleh banjir,” beber Syamsir.(RW)