SuarIndonesia – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin mengklaim bahwa angka atau tingkat kematian akibat Covid-19 di Kota Banjarmasin hanya mencapai 2% saja.
Kendati demikian, mantan Wadir Administrasi dan Keuangan RSJ Sambang Lihum itu mengakui, bahwa case fatality rate atau angka kematian di Kota Baiman ini cukup signifikan.
Hal itu terbukti dari 211 angka kematian pada 1 Juli 2021 lalu, hingga kini (28/07/2021) tercatat sudah ada 233 orang yang meninggal akibat terpapar Covid-19.
Artinya, dalam kurun waktu hampir satu bulan, terjadi penambahan angka kasus kematian di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini sebanyak 22 orang.
“Kita akui bahwa penambahan kasus ini cukup signifikan. Bahkan angka positifnya saja sudah tembus 1.500 kasus,” ucapnya saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Kamis (29/07/2021) pagi.
Namun, Machli meyakini, angka kematian yang saat ini terjadi tidak semuanya terdata. Pasalnya, ia menyebut masih ada rumah sakit yang tidak melaporkan kasus kematian kepada pihaknya.
“Karena itu kami imbau setiap Fasyankes dan rumah sakit yang jadi rujukan pasien Covid-19 untuk lebih disiplin menyampaikan laporan, ketika ada kasus kematian. Sehingga kami lebih mudah menentukan case fatality rate,” tambahnya.
Ia menerangkan, saat ini case fatality rate di Banjarmasin yang hanya berada di angka 2 persen itu masih sejajar dengan ketentuan WHO.
Menurutnya, kondisi ini dikarenakan, seiring dengan meningkatnya kasus di Banjarmasin.
“Tentu kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama menurunkan level ini. Satu tingkat saja ke Level III. Kalau bisa mengendalikan angka perawatan per minggunya tidak lebih 30 kasus, Insya Allah ini bisa kita turunkan. Selain BOR di rumah sakit yang diturunkan,” tuntasnya. (SU)