SuarIndonesia — Seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun tewas di Prancis setelah skuter yang digunakannya tabrakan dengan sebuah mobil polisi di wilayah Paris bagian barat. Insiden ini terjadi dua bulan setelah insiden penembakan fatal terhadap seorang remaja oleh polisi Prancis, yang memicu kerusuhan selama seminggu.
Seperti dikutip detikNews dari AFP, Kamis (7/9/2023), remaja yang tewas, identitasnya tidak diungkap ke publik, dituduh tidak mematuhi petugas kepolisian setempat dalam insiden yang terjadi pada Rabu (6/9/2023) malam waktu setempat.
Insiden fatal itu terjadi saat remaja itu sedang ‘diikuti dari jarak jauh’ oleh mobil polisi di wilayah Elancourt, sebuah kota yang berjarak 30 kilometer di luar Paris.
Menurut sumber kepolisian setempat, remaja itu bertabrakan dengan ‘sebuah kendaraan polisi lainnya’ di perempatan jalan. Sumber lainnya menuturkan kepada AFP, bahwa kecelakaan itu terjadi pada Rabu (6/9/2023) sekitar pukul 18.40 waktu setempat.
Jaksa setempat menyatakan bahwa remaja itu awalnya berhasil diselamatkan dengan bantuan pernapasan dan serangan jantung oleh petugas medis darurat, dan dilarikan ke rumah sakit setempat. Namun sayangnya, remaja itu meninggal dunia karena luka-luka yang dideritanya.
Para jaksa di Versailles telah memulai penyelidikan terhadap insiden itu, dengan salah fokusnya adalah dugaan remaja itu menolak untuk mematuhi perintah polisi.
Namun, penyelidikan juga fokus pada dugaan tindak pembunuhan tidak disengaja saat mengemudi, dengan dua polisi kini ditahan dan diinterogasi oleh rekan mereka sendiri dalam penyelidikan kedua.
Lebih lanjut, sumber kepolisian setempat menyatakan bahwa lebih banyak personel kepolisian telah dikerahkan ke Elancourt, kota berpenduduk 25.000 orang, untuk mencegah potensi kerusuhan imbas kematian remaja itu.
Kematian remaja di Elancourt ini terjadi sekitar dua bulan setelah seorang remaja lainnya bernama Nahel M, berusia 17 tahun, tewas usai ditembak polisi di Nanterre, pinggiran kota Paris.
Sebuah video yang menunjukkan momen penembakan jarak dekat terhadap Nahel beredar secara online dan memicu kemarahan, bahkan kerusuhan secara luas di berbagai wilayah Prancis.
Kerusuhan itu diwarnai bentrokan dengan pasukan keamanan, aksi penjarahan besar-besaran terhadap pertokoan dan tempat usaha setempat, serta kebakaran di gedung-gedung publik, termasuk sekolah dan balai kota.
Hingga akhir Agustus lalu, menurut data pemerintah Prancis, nyaris 4.000 orang ditangkap dan 2.000 orang lainnya dijatuhi hukuman. (*/UT)