SuarIndonesia – Pencegahan dan penanganan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Banjarmasin dikeluhkan warga. Salah satunya, terkait permintaan penyemprotan asap yang tak kunjung dilakukan.
Keluhan itu diutarakan oleh seorang warga asal Kelurahan Kelayan Selatan yang enggan namanya disebutkan. Ia menyayangkan, lambannya respon pihak terkait ketika ada warga yang membutuhkan penanganan.
“Saat kami melapor minta penyemprotan, ternyata kata petugas kesehatannya harus ada kejadian dahulu baru dilakukan penyemprotan,” ungkapnya belum lama tadi.
“Padahal maksud kami mengadukan ini agar ada tindakan pencegahan sebelum DBD ini meluas,” ucapnya.
Ia menuturkan, kejadiannya memang sudah lama. Tapi setidaknya, apa dialami pihaknya, bisa dijadikan pelajaran atau masukan agar pihak terkait bisa merespons cepat.
Saat dikonfirmasi Kepala Dinkes Banjarmasin, Muhammad Ramadhan berjanji bakal mengevaluasi kinerja petugasnya di lapangan agar kiranya terus memperbaiki pelayanan.
“Kami berkomitmen untuk tetap menangani kasus DBD berikut pencegahannya. Apalagi, kasus ini berbahaya,” ucapnya melalui sambungan telepon, Sabtu (23/7/2022).
Ramadhan menekankan bahwa penyemprotan asap itu sifatnya merupakan pencegahan. Artinya, tidak mesti harus ada kasus, baru dilakukan.
“Bisa diajukan permintaannya. Itu kan sifatnya mencegah agar jentik-jentik nyamuk tidak bertambah,” tekannya.
Adapun bila berbicara tentang standar operasional penanganan untuk kasus DBD, menurutnya memang harus dilaporkan ke puskesmas setempat
“Setelah dideteksi dari puskesmas kalau memang perlu dirujuk ke rumah sakit, ya harus dibawa. Kemudian kalau ada jentik nyamuk, ya harus dilakukan pengasapan oleh Bidang Kesmas di Puskesmas,” tambahnya.
Di sisi lain, berkaca dari data sementara di Dinkes Banjarmasin. Di bulan Juli 2022 ini sudah ada 34 pasien DBD.
Untuk itu, Ramadhan mengimbau agar warga menerapkan sejumlah langkah pencegahan. Seperti misalnya menerapkan upaya 3M.
Pertama, menguras atau membersihkan tempat-tempat yang berpotensi ada jentik-jentik nyamuk.
Lalu, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air. Dan yang terakhir, mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah. (SU)