Suarindonesia – Menyusul tercapainya partisipasi masyarakat Kalsel dan bangsa Indonesia yang melebihi 80% dalam berpartisipasi dalam pelaksaan Pemilu ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai sadar akan penyaluran haknya sehingga ini menjadi catatan sejarah baru bagi bangsa ke depan.
Pengamat politik dari ULM Banjarmasin DR HM Taufik Arbain sangat mengapresiasi pelaksanaan Pemilu di Kalimantan Selatan suksesnya pemilihan umum tahun 2019 yang menggabungkan antara pemilihan presiden dan legislatif dalam satu waktu, yakni yang terjadwal pada hari Rabu 17 April 2019 beberapa hari lalu terkait tingkat partisipasi masyarakat Kalsel dalam pelaksanaan pemungutan suara.
Ketua Kajian Publik Universitas Lambung Mangkurat ini juga menyatakan menurut data yang dimiliki bahwa Pemilu 2019 menjadi catatan sejarah tersendiri bagi warga Kalimantan Selatan, selain pemilu yang menggabungkan antara pemilihan presiden dan pemilihan legislatif, partisipasi warga Kalsel juga menorehkan rekor yakni tembus melebihi 80% warga berpartisipasi dalam pemilu.
“Kita sangat mengapresiasi bahwa partisipasi publik, partisipasi warga saat hari H mencapai 80 persen. Bahkan sampai surat suara habis untuk mengcover mereka yang hanya menggunakan eKTP serta dari DPK dan DPTB,” ucapnya saat diminta tanggapan awak media, Jumat (19/04.2019).
Menurut Taufik Arbain, partisipasi yang melampau tinggi tersebut tidak lepas dari isu nasional yang dimainkan oleh paslon Capres dan Cawapres nomor urut 02 dengan melempar opini berbasis emosi keagamaan yang sangat melekat pada pemilih banua sejak 6 bulan yang lalu saat masa kampanye media sosial dibuka terlebih dahulu.
“Apalagi di dapil 1 Kalsel yang masyarakatnya terdiri dari fanatisme agama, mereka yang hidup di banua 6 sebagian besar masih kental dengan agama. Ketika ada isu agama dihempaskan maka antusias dan fanatisme masyarakat semakin tinggi sehingga terjadilah peningkatan yang sangat drastis terhadap partisipasi publik pada pemilu kali ini,” ujarnya.
Selain itu Taufik mengatakan meskipun partai partai penyokong paslon 01 mencoba menggiring tetapi cukup tertahan oleh isu-isu nasional yang sangat menohok rasa keagamaan yang lekat dengan karakter pemilih banua, seperti Isu khilafah secara nasional justru menjadi bomerang bagi prmilih Kalsel.
“Kemudian juga menurut data yang saya miliki dengan melakukan survei peta pemilih NU yang hanya mencapai 49, 3 persen ke Jokowi sisanya ke Prabowo 45 persen. Ini bisa dilihat dari pergerakan partai partai pendukung 01 yang malu-malu mengkampanyekan paslon capres mereka di Kalsel ini,” ungkap Taufik.(SU)