SuarIndonesia – Setiap akhir pekan, kawasan Siring Piere Tendean menjadi lokasi favorit warga Banjarmasin untuk berkegiatan. Baik yang bersantai maupun berolahraga.
Hal itu menjadikan tempat tersebut menjadi padat pengunjung. Kondisi kian didukung dengan adanya lapak dagangan yang memungkinkan terjadi kerumunan warga. Padahal sudah jelas, kawasan itu ditutup lantaran pandemi.
Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banjarmasin, Ihsan Al-Haq saat ditemui awak media di tuang kerjanya, Selasa (15/06/2021) siang.
“Kami akui, akhir-akhir ini kawasan tersebut akhir-akhir ini lebih padat biasanya,” ucapnya.
Kendati demikian, Disbudpar menilai pengunjung hanya sekadar lewat, tidak berkerumun atau menetap.
“Cuma sekadar lewat, mau jogging atau sekadar jalan-jalan, itu tidak apa-apa. Kalau menetap, kami tidak memperkenankan,” tambahnya.
Menurutnya, salah satu penyebab mengapa kerumunan di kawasan objek wisata itu bisa terjadi, yakni hasrat masyarakat yang ingin berlibur, hingga keinginan mengunjungi fasilitas umum.
Ditanya terkait pengawasannya, Ikhsan mengaku ada. Hanya saja, pengawasan yang dilakukan bersifat tertutup atau hanya sekadar pemantauan saja
“Pengamanan terbuka, baru diturunkan bila ada kerumunan. Petugas akan diturunkan untuk mengurainya. Tiap pekan, kegiatan selalu kami evaluasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pria dengan sapaan Ikhsan membeberkan rencana lain untuk memudahkan pihaknya melakukan pengawasan, seperti misalnya membangun pagar.
Pasalnya, di tahun ini detail dokumen engineering design (DED) atau rancangan pembangunan pagar itu bakal dibuat. Pembangunan pagar itu juga diupayakan bisa menekan kekumuhan yang juga terjadi di objek wisata tersebut.
Ia menilai ada sejumlah keuntungan dengan dibangunnya pagar, berikut pintu masuk dan keluar termasuk pos pengamanan, itu. Kawasan tersebut menurutnya juga mudah untuk ditata.
“Secara otomatis, pagar pengaman juga bisa membatasi pengunjung yang datang. Kemudian, menjaga aset yang ada di sana,” jelasnya.
“Bila DED selesai, tinggal pengalokasian dananya. Itu nanti tergantung pendanaan yang tersedia. Diperkirakan mencapai Rp5 miliar,” tambahnya.
Di sisi lain, Ikhsan pun lantas mengungkapkan bahwa pihaknya bakal mempertimbangkam perencanaan pembukaann objek wisata yang dikelola atau yang dibina Disbudpar Kota Banjarmasin.
Tapi menurutnya, perlu menunggu pejabat Wali Kota definitif terlebih dahulu. Setelah itu, berkonsultasi dengan instansi terkait lainnya. Tak ketinggalan, pengelola wisata.
“Karena kita perlu menggerakkan ekonomi, tapi kita juga mesti sungguh-sungguh menerapkan prokes di tempat wisata. Kami ingin menyelaraskan hal ini,” tandasnya. (SU)