SuarIndonesia – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin Banjarmasin memutuskan tetap melanjutkan pola Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk diterapkan di masing-masing sekolah yang ada di Banjarmasin.
Padahal sebelumnya diberitakan sudah ada guru dan siswa di jenjang Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terpapar virus Corona atau Covid-19.
Hal itu diketahui dari evaluasi pelaksanaan PTM selama sepekan terakhir oleh Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin yang dilakukan pada Sabtu (17/07/2021) malam.
Hasilnya cukup mengejutkan. Sepekan berjalan, disdik mencatat ada 3 siswa dan 1 orang guru tingkat SD yang terpapar virus asal Wuhan itu.
Sedangkan tingkat SMP, ada 1 orang guru dan 1 siswa yang terpapar penyakit menular itu.
Namun, alih-alih mengurungkan niat, disdik tetap kukuh menggelar PTM hingga sepekan berikutnya. Dan sesudah itu, berjanji akan kembali mengevaluasi lagi.
Kepala Disdik Kota Banjarmasin, Totok Agus Daryanto menjelaskan evaluasi itu dilakukan dengan mencermati data dan fakta di lapangan selama PTM berlangsung.
Ia mengklaim, kasus terkonfirmasi positif yang terjadi sangat sedikit. Kemudian, penularan Covid-19 tersebut juga bukan berasal dari sekolah atau saat pelaksanaan PTM. Tetapi berasal dari keluarga.
“Tidak terbukti menimbulkan klaster sekolah. Karena yang terinfeksi itu dari klaster keluarga,” ucapnya, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (18/7/2021) siang.
Oria dengan sapaan Totok itu merincikan, untuk jenjang SD terkonfirmasi sebanyak 3 orang siswa dari 28.546 siswa (0,01 persen) terpapar Covid-19. Sedangkan untuk guru, ada 1 orang guru dari 1.775 (0,05 persen) yang terpapar.
Sementara tingkat SMP, ada 1 orang siswa dari 13.594 atau 0,007 persen. Dan 1 orang guru dari 914 atau 0,1 persen yang terpapar.
Namun anehnya, saat ditanya berapa dan apakah ada penambahan sekolah yang mesti menunda pelaksanaan PTM, Totok mengaku masih mendatanya.
“Sepertinya ada perkembangan. Karena kini zona oranye juga terus berkembang. Jumlah zona oranye-nya ada 23,” ucapnya, tanpa mau merincikan di kelurahan mana saja Rukun Tetangga (RT) yang berstatus zona oranye itu.
Seperti diketahui. Sebelum PTM digelar pada 12 Juli lalu, disdik mendata ada satu SD yang PTM-nya ditunda lantaran berada di zona oranye, yakni, SDN Benua Anyar 9, yang berlokasi di Jalan Sungai Gampa RT 15.
Sedangkan untuk SMP, ada enam SMP. Yakni, SMPN 35, SMPN 24, SMPN 23, SMPN 19, SMPN 8 dan SMPN 18 Banjarmasin.
Belakangan, belum sepekan berjalan, ada tambahan sekolah yang terpaksa kembali melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Yakni, SMPN 33 dan SDN Pengambangan 8. Lantaran ada guru dan siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Hal serupa juga ditanya lebih rinci terkait dimana siswa maupun guru yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu bersekolah atau mengajar, ia juga enggan menyebutkannya.
“Tidak perlu diekspos lah. Nanti ribut. Yang jelas ada, Semua terinfeksi dari keluarganya,” cetusnya.
Kemudian. Ketika ditanya terkait apakah ada penanganan lanjutan di sekolah yang bakal melanjutkan PTM, misalnya melakukan tes antigen kepada guru atau murid sebelum menggelar PTM? Totok menjawab hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Ia hanya mengatakan bakal menekankan protokol kesehatan (Prokes) di sekolah masing-masing. Dan kembali menekankan bahwa guru yang diperkenankan mengajar adalah guru yang sudah bervaksin.
Kalaupun ada guru yang tidak bervaksin lantaran memiliki penyakit bawaan, atau alasan yang memang tidak bisa untuk divaksin. Yang bersangkutan menurutnya mesti melakukan swab tes atau seminimal mungkin menjalani rapid tes antigen.
“Karena guru yang terpapar Covid-19 itu kemarin adalah guru yang tidak bervaksin,” tambahnya.
Lebih lanjut. Totok menegaskan bahwa PTM dilanjutkan lantaran juga karena besarnya keinginan atau antusiasme orang tua terhadap PTM.
Dari hasil survei yang dilakukan pihaknya, antusias orang tua menyambut PTM, untuk tingkat SD yakni 84,42 persen. Sedangkan untuk tingkat SMP, besaran antusiasnya mencapai 95,53 persen.
Kendati demikian, Totok mengatakan bahwa sejumlah sekolah yang diizinkan melanjutkan PTM, hanya sekolah yang berada di zona risiko aman, yakni zona hijau dan kuning.
“Sekali lagi sekolah harus memperketat prokes dengan pengawasan Satgas Covid-19 di Satuan Pendidikannya masing-masing,” tuntasnya. (SU)