SuarIndonesia.com – Peringatan Kapolda Kalsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, disikapi Gapki Kalsel peduli Karhutla dengan diskusikan strategi pencegahan dan pengendalian..
Kegiatan Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Cabang Kalimantan Selatan (Kalsel) berlangsung di Hotel Harper, Jalan S Parman, Banjarmasin, Jumat (12/5/2023).
Sebelumnya Irjen Pol Andi Rian mengatakan, jajarannya sendiri sudah menguji peralatan, termasuk ketersediaan sumberdaya manusia yang bisa gerakkan setiap saat apabila terjadi hot spot dan igatkan semua pihak untuk sama-sama pencegahan .
“Kita dari Polda Kalsel sendiri sebagai yang bertanggung jawab untuk mengantisipasi Karhutla akan memanfaatkan aplikasi Bekantan, sebagai langkah awal untuk melihat titik api.
Hal tersebut menjadi alarm pertama apabila terjadi titik api,” katanya.
Kalau titik api di sekitaran Banjarmasin, Kapolda menyampaikan akan menggunakan drone untuk melihat titik api, kemudian saruan terdekat akan merespon ke lokasi.
“Siaga pencegahan sejak dini dalam menghadapi ancaman besar potensi terjadinya karhutla yang tahun ini diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lebih kering seperti kemarau tahun 2019.
Kebakaran lahan secara sengaja jangan sampai terjadi, akan ada sanksi apabila hal tersebut dilakukan.
Sampai saat ini alhamdulilah belum ada, semoga kedepannya juga tetap tidak ada,” ucapnya.
Beranjak dari imbauan itu pula yang memang pencegahan perlu dilakukan, hingga Gapki Kalsel mendiskusikannya.
Menurut Ketua Gakpki Kalsel, Eddy S Binti, untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan penting bagi Gapki.
Sehingga digelarlah diskusi mengundang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel dan Direktorat Reserse Kiriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Kalsel.
“Kesiapan Gapki sendiri sudah menggandeng kelompok tani dan relawan peduli api hingga Badan Pemadam Kebakaran (BPK) untuk bersama-sama melakukan pencegahan Karhutla,” jelasnya lagi.
Sementara Kasubdit Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Alamsyah menyampaikan, potensi kebencanaan dalam musim kemarau tahun 2023 mengarah ke fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal atau yang biasa disebut El Nino.
“Artinya kemarau cukup panjang dan cukup berat, maka potensi-potensi bencana seperti karhutla dan kekeringan juga akan ikut, kami akan konsen kepada dua hal tersebut,” jelasnya.
Dikatakan, salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah melaksanakan rakor kesiapsiagaan di tingkat Provinsi dan ditindaklanjuti dengan apel dan simulasi, upaya nyatanya adalah melakukan pembasahan di lahan gambut dan meningkatkan debit air.
“Kedepannya kita memohon bantuan kepada BNPB yang bekerjasama dengan Badan Riset dan Informasi terkait tekhnologi modifikasi cuaca (TMC), untuk mengisi embung-embung, bendungan dan lainnya.
Ini, agar cadangan air cukup dan sirkulasi air pada lahan gambut terjaga, bahkan upaya sosialisasi pembukaan lahan tanpa bakar juga sudah dilakukan,” imbuhnya.
Sementara tim dari Subdit IV Tipidter Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel, Andreas mengatakan, terjadinya Karhutla biasanya diakibatkan oleh beberapa faktor.
Seperti faktor alam, kelalaian manusia, bahkan kebiasaan dan kesengajaan.
“Inovasi berupa aplikasi juga sudah dibuat oleh Ditreskrimsus Polda Kalsel yakni Bekantan, dari aplikasi tersebut bisa menatau hot spot titik api, aplikasi ini terintegrasi dengan Mabes Polri dan instansi terkait,” ujarnya.
Berdasarkan data Polda Kalsel, wilayah-wilayah rawan Karhutla terdapat di enam Kabupaten.
Yaitu Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, namun tidak menutup kemungkinan di Kabupaten lain.
“Kerjasama dengan pihak perusahaan juga kita lakukan dengan membuat menara pemantau api di daerah-daerah yang rawan terjadinya Karhutla, membuat kanal agar sirkulasi air bisa merata.
Semoga semuanya masih terjaga agar pemantauan pencegahan Karhutla bisa dilaksanakan lagi,” ucapnya. (ZI)