Suarindonesia – Pasar Terapung harus dilestarikan semua pihak karena milik dan budaya orang Banjar. Baik yng ada di Pasar Terapung yang ada di Lok Baintan maupun Pasar Terapung yang ada di Siring Banjarmasin.
Mengenai pernyataan Bupati Banjar, H Khalilurrahman yang akrab disapa Guru Khalil mewanti bahwa Pasar Terapung dari Lok Baintan ‘Acil jukung’ itu jangan sampai diklaim milik Banjarmasin, menurut Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Banjarmasin, Ir H Mokhammad Khuzaimi, tidak sama sekali.
Menurutnya, keberadaan ‘Acil jukung’ berdagang di Banjarmasin justru mendapat binaan dari Pemko Banjarmasin.
Zimi juga menceritakan sejarah Pasar Terapung yang merupakan budaya masyarakat Banjar. Ia mengatakan dalam sejarah Banjarmasin ratusan tahun silam, wilayah Banjarmasin yang disederhanakan menjadi Banjar itu meliputi merupakan satu provinsi yakni Provinsi Kalimantan, meliputi Kalteng, Kaltim, Kalsel, dan Kalbar.
Kemudian saat ini terbagi menjadi masing masing wilayah administrasi. “Pada intinya orang Acil Jukung dari Lok Baintan itu ya orang Banjar juga,” tuturnya.
Dulu, ujar Zimi menambahkan, orang-orang Lok Baintan dan Sungai Tabuk berdagang ke Banjarmasin, melewati Sungai Achmad Yani dan Sungai Veteran,
Selain itu pedagang Lok Baintan juga berdagang di Pasar Harum Manis. Tidak itu saja, aktivitas berdagang di jukung juga ada di Samarinda, Kapuas, Amuntai dan daerah lainnya.
” Meskipun itu mereka itu disebut juga orang Banjar bukan orang Lok Baintan, bahkan semua warga di Kalsel disebut orang Banjar, ya karena itu kebiasaan sebutan sejak dulu,” ucapnya.
Pasar terapung sejak dulu dikenal dari Lok Baintan. Saking kentalnya aktiviats pasar terapung yang ada di Jembatan Pasar Lama dan Jembatan Dewi, termasuk di Muara Kuin. Sebagian pedagangnya merupakan dari Lok Baintan.
“Bukti itu dikuatkan dengan dokumentasi zaman penjajahan Belanda dulu, pasar terapung adalah budaya Banjar, baik itu yang ada di Banjarmasin maupun yang di Lok Baintan ,” bebernya.
Pembinaan Acil Jukung oleh Pemko Banjarmasin sebenarnya semata-mata bertujuan untuk melestarikan budaya Pasar Terapung yang merupakan khas kebudayaan Banjar. “Ini adalah budaya Banjar yang harus dilestarikan,” tutupnya.(SU)