SuarIndonesia – Warga komplek Palem View Jalan Tembus Pramuka mengeluh. Dinding beton rumah mereka retak-retak. Getaran pemasangan tiang pancang pembangunan gedung dua kantor Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Banjarmasin sebagai penyebabnya.
Salah satunya adalah dinding rumah milik Kusuma. Yang paling parah di bagian dinding kamar atas. Retakan dinding yang sebelumnya hanya sedikit, bertambah parah setelah adanya getaran menimpa komplek perumahan elite itu.
“Kemarin retaknya cuma sedikit. Tapi setelah adanya getaran kemarin makin parah. Yang paling terasa getarannya hari Sabtu pekan lalu,” keluh Kusuma sambil menunjukkan bagian dinding yang retak, Senin (24/08/2020).
Dia menceritakan, getaran pemasangan tiang pancang yang paling teras terjadi pada Sabtu pekan lalu. Parahnya kegiatan itu terjadi hingga malam hari.
Alhasil, warga komplek yang jaraknya hanya beberapa puluh meter dari pusat proyek pembangunan merasa sangat terganggu dengan aktivitas itu.
“Ada yang sampai pukul 11 malam masih terasa. Juga bising kan. Ya warga di sini akhirnya protes,” ucapnya.
Atas kejadian itu, sebagian warga komplek yang merasa tak tahan, akhirnya memutuskan untuk mendatangi lokasi pengerjaan, dan menyampaikan protes mereka kepada pekerja.
“Setelah didatangi akhirnya mereka menghentikan aktivitas saat malam hari,” jelasnya.
Kemarin, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin bersama dengan pihak kontraktor, dari PT Pelita Andika Ambar Lestari selaku pelaksana proyek melakukan pendataan.
Rumah-rumah warga komplek yang merasa terdampak dikroscek satu per satu. Untuk memastikan kerusakan yang terjadi. Apakah memang betul akibat proyek, atau bukan?
Setelah didata, sedikitnya ada lima rumah warga yang bener-bener retak akibat getaran dari proyek pembangunan gedung senilai Rp5,5 miliar itu. Dan pihak kontraktor dan Dinas PUPR selaku fasilitator berjanji bakal memperbaikinya.
“Pasti akan kami tindak lanjuti untuk perbaikannya. Karena itu sudah menjadi mekanisme yang melekat di kegiatan apa pun,” ujar Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas PUPR Banjarmasin, Agus Suyatno didampingi Manager Teknik PT Pelita Andika Ambar Lestari, Eddy Faisal usai pendataan.
Lebih jauh, Agus menjelaskan dari hasil kroscek yang dilakukan memang benar ada beberapa dinding yang retak. Akan tetapi pihaknya mengaku bahwa keretakan itu tak terlalu parah.
“Kalau bahasanya itu retak rambut saja. Bukan kerusakan struktur. Dan itu akan segera kami perbaiki. Untuk sementara kami akan rapat terlebih dahulu untuk teknisinya,” bebernya
Lantas kapan itu akan dikerjakan? Kontraktor dan Dinas PUPR pun berjanji perbaikan itu bakal dikerjakan secepatnya. Tanpa menunggu proyek pembangunan gedung selesai.
“Perbaikan tak menunggu sampai proyek selesai. Kalau tukang dan material siap langsung diperbaiki. Kalaupun nantinya ada dampak lagi, tentu kami akan bertanggung jawab. Tapi sepertinya tak ada lagi karena pemasangan tiang pancang sudah selesai satu pekan ini,” timpal Eddy Faisal.
Selain soal perbaikan, pihaknya juga berkomitmen untuk tak lagi beraktivitas di malam hari, khususnya terkait pengerjaan tiang pancang. Pengerjaan itu terpaksa dikebut hingga malam lantaran untuk mengejar deadline waktu pengerjaan yang harus selesai pertengahan Desember mendatang.
“Juga soal pengerjaan saat malam. Poin ini juga kami sepakati untuk tak bekerja saat malam. Khusus untuk pemasangan tiang pancang. Karena memang tentu mengganggu karena suara bising dari genset juga tak bisa dihindari,” kata Agus.
Atas kejadian ini, Agus mewakili pekerja menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan warga, akibat proyek yang saat ini dikerjakan pihaknya. (SU)