Suarindonesia -Datuk Mangku Adat (DMA) Sirajul Huda In memorian
Kesultanan Banjar menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas berpulang ke Ramatullah DMA Sirajul Huda. Semoga almarhum Datuk Mangka Adat Kesultanan Banjar ini mendapat maghfirah, rahmat dan tempat layak di sisi Allah SWT.
Datuk Sirajul Huda adalah seorang yang memiliki dedikasi luar biasa dalam pengembangan dan pelestarian kebudayaan Banjar. Karya seni tradisi, tarian, naskah-naskah kebudayaan dan naskah-naskah sastra bernafaskan menjaga maruah budaya bangsanya (bangsa Banjar).
Beliau adalah sedikit dari figur yang selagi muda hingga mengakhir hayatnya konsisten dalam menjaga tradisi seni, sastra dan budaya Banjar. Reputasi karyanya melampuai batas, ruang dan waktu serta menjadi rujukan para pegiat kebudayaan Banjar di Banua dan orang Banjar di perantauan.
Beliau adalah orang yang kritis dalam melihat fenomena kebudayaan yang tidak sesuai dengan pandangan dan pakem kebudayaan Banjar. Beliau seorang yang memberikan jalan baru bagi masa depan kebudayaan Banjar. Kami sering berdiskusi berbagi pemikiran dengan Datuk Sirajul Huda soal kebudayaan Banjar, masa depan generasi muda dan masa depan banua.
Ini lah alasan mengapa Kesultanan Banjar memberikan setinggi-tingginya penghargaan kepada beliau dengan memberikan gelar Datuk Mangku Adat (DMA). Sebuah gelar yang diberikan kepada seseorang yang memiliki keahlian di bidang seni-tradisi, adat-istiadat Banjar dan kemampuan mendiplomasikan budaya Kesultanan Banjar di mana pun dan kapan pun. Kami merasakan kehilangan atas kepergiannya, sebagaimana kehilangan dan duka mendalam kepada datuk-datuk sebelumnya yakni, DCH Prof Dr Djantera Kawi, DMA Syamsiar Seman, DMA H Adjim Ariyadi, DMA Suriansyah Ideham, dan DMA Yurliani yang banyak memberikan masukan dan sokongan pemikiran bagi Kesultanan Banjar sebagai simbol menjaga maruah bangsa Banjar.
Seminggu lalu kami mendiskusikan penyambutan Kapolda baru Kalimantan Selatan Irjen Pol Drs Yazid Panani dan melaksanakannya dengan hikmad. Adalah janji Allah, itulah hari pengabdian terakhirnya kepada Kesultanan Banjar. Kumandang shalawatnya saat menaburkan beras kuning masih tergiang-giang di telinga kami. Papaian air tapung tawarnya masih belum basah dalam ingatan kami. Dan semoga kumandang shalawat itu menjadi jalan pembuka menuju Surga Illahirabbi, dan pengabdiannya menjadi amal jariah serta hujan inspirasi bagi generasi berikutnya.
Selamat jalan datuk…..!!!