SuarIndonesia – Meski diguyur hujan deras gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Kalsel tak meninggalkan tempat untuk menyampaikan aspirasi di depan gedung DPRD Kalsel, Kamis (15/9/2022)
Aspirasi yang mereka sampaikan terkait seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang dibunuh di dalam pesawat pada 7 September 2004. Munir Said diracun dalam perjalanannya dari Jakarta menuju Amsterdam.
Meski sudah 18 tahun berlalu, tetapi kasus ini masih terus menyisakan tanda tanya.
Selain itu aspirasi yang mereka sampaikan juga menanyakan hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kalsel bersama pihak terkait penolakan kenaikan harga BBM yang selama ini mereka anggap menyengsarakan masyarakat.
“Kami menyampaikan aspirasi rakyat dengan turun ke jalan mengenai hasil RDP penolakan kenaikan BBM dan isu dugaan pelanggaran HAM,” Ucap Yogi Hilmawan jendral lapangan aksi BEM Se Kalsel.
Anggota Komisi I DPRD Provinsi Kalsel, Burhanuddin yang rela berhujan menemui mahasiswa mengatakan, menghargai pendemo dengan berani berhujan dalam menyampaikan aspirasi.
“Sejauh kondusif dan tidak anarkis, dalam menyampaikan aspirasi, kita terima dengan baik juga,” ucapnya
Politisi dari PDI P ini juga mengatakan, aspirasi yang disampaikan mahasiswa mengenai hasil RDP penolakan kenaikan harga BBM yang disampaikan dewan ke pusat.”Suratnya baru hari ini kita serahkan ke pusat,” ujarnya
Selain penyampaian aspirasi di hadapan aparat kepolisian yang menjaga ketat mahasiswa dalam beraksi, mereka juga melakukan teaterikal tentang kematian munir.
Anggota Komisi I DPRD Provinsi Kalsel, Burhanuddin
Setelah gelaran teaterikal usai, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. (HM)