SuarIndonesia – Ekosistem Keuangan Banua (EKB) diyakini akan menjadi solusi yang bakal mampu memperkuat prekonomian diprovinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di masa mendatang.
Karena, EKB merupakan konsep keuangan daerah yang terintegrasi dari setiap pelaku atau entitas bisnis beserta derivasinya guna menciptakan sinergi satu sama lain melalui wadah ekosistem yang tersiapkan, ucap inisiator EKB, Agus Syabarrudin di Banjarmasin, Jumat (24/7/2020).
Direktur Utama Bank Kalsel ini menyebutkan, selain bisa memperoleh benefit bagi masyarakat luas yang terlibat langsung maupun tidak langsung, berbagai keuntungan bagi lembaga keuangan daerah dan pengelola ekosistem keuangan daerah (EKB) termasuk semua BUMD juga dapat diraih, yakni:
Pertama, akan memperbesar potensi bisnis lembaga jasa keuangan daerah dengan memanfaatkan jasa dan layanan yang dimiliki.
Kedua, memperluas pasar lembaga keuangan daerah melalui hubungan kemitraan semua pihak di dalam ekosistem keuangan daerah.
Ketiga, meningkatkan kemampuan lembaga jasa keuangan daerah dalam menghasilkan pendapatan yang mendorong penerimaan daerah.
Keempat, memperkecil resiko yang dihadapinya dengan penyebaran dan bervariasinya pihak-pihak yang terlibat serta terdapatnya dukungan pemerintah daerah di dalamnya.
Kelima, memperbesar rasa kepemilikan terhadap lembaga jasa keuangan daerah dari semua pihak serta masyarakat yang ada.
Bankir muda visioner ini juga menyebutkan bahwa manfaat dan keuntungan yang didapat bagi penyedia barang jasa atau pihak ketiga yang meliputi akan ada kepastian penerimaan dan pendapat yang lebih teratur, tepat waktu dan tepat kwantitas.
Kemudian peningkatan efisiensi dalam pelaksanaan dan pengelolaan bisnis.
Kedua penerimaan insentif dalam bentuk tertentu yang dapat memberikan manfaat bagi penyedia barang/jasa dan pihak ketiga lainnya untuk menjalankan bisnisnya.
Ketiga juga memperbesar pasar dari bisnis yang dijalankan dengan adanya keterlibatan dari semua pihak yang terkait.
Keempat mendorong peningkatan bisnis serta mendorong kemampuan untuk menghasilkan pendapatan dari pihak Penyedia barang/jasa dan pihak ketiga lainnya.
“Nah kami sudah mempersiapkan konsep ini, dan ini bisa menjadi salahsatu masukan bagi Komisi II DPRD untuk mendorong sinergitas antar BUMD dalam memacu pembangunan prekonomian di Kalsel, dan kami siap menfasilitasinya,” sebut Agus Syabarudin.
Dia menambahkan, harus ada cara atau bagaimana konsep untuk melakukan dorongan ekonomi Kalsel agar bangkit kembali di masa Covid-19 ini. Salah satunya harus menjaga produktivitas para petani supaya tetap berproduksi, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok, seperti beras dan hortikultura.
Caranya, harus sama-sama mendukung didalam bentuk ”dana kekuatan ekonomi untuk ketahanan pangan” dan bisa transparan, dari petani mulai pengelolaan lahan hingga pasca panen.
Sehingga petani nantinya tidak menjadi bulan-bulanan para tengkulak. Karena harga akan tetap terjaga, dengan cara mengelola sendiri serta membeli hasil panen petani dan petani dibiayai dalam mengelolanya.
“Ini sudah saya usulkan ke Gugus Tugas Covid, sekaligus menjadi masukan atau referensi dan berharap bisa menjadi perda.
Mudah-mudahan usulan kami bisa terwujud dan nantinya mampu menjadi penopang dan daya ungkit untuk kebangkitan perekonomian Kalsel di era covid ini,” pungkasnya.(ADV)