SuarIndonesia – Kemarau di Provinsi Kalsel sudah terjadi sejak pertengahan Mei lalu. Meski masih terjadi hujan di beberapa daerah, namun jumlahnya sangat rendah.
Kemarau pada tahun ini disebut-sebut sangat berbeda jika dibandingkan satu atau 2 tahun belakangan. Pada tahun sebelumnya bahkan di beberapa daerah di Kalsel tidak mengalami kemarau atau kemarau basah dikarenakan fenomena La Nina.
Fenomena La Nina sendiri dikarenakan fase dingin fenomena suhu muka laut dingin di atas normalnya yang terjadi di samudera Fasifik bagian tengah, kebalikan dengan El Nino. Berbeda dengan cuaca tahun ini yang sangat dipengaruhi oleh El Nino.
“Sejak April lalu, kemarau 2023 diprakirakan oleh BMKG Stasiun Klimatologi Kalsel ada berbeda dengan tahun sebelumnya, terutama kemarau 2020 sampai 2022,” kata Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan, Goeroeh Tjiptanto, Goeroeh Tjiptanto, Rabu (6/9/2023).
Disebutkan, pada tahun ini kemarau di Kalsel sudah terjadi sejak pertengahan Mei lalu dan meski memang masih ada hujan yang cukup terjadi di beberapa daerah.
“Sejak pertengahan Juli 2023 dari pantauan data BMKG Kalsel didapatkan bahwa hampir seluruh wilayah di Kalsel curah hujannya rendah, artinya curah hujan rendah sudah terjadi selama lima dasarian atau minimal kita mengalaminya sudah 50 hari hingga hari ini,” terang Goeroeh Tjiptanto.
Dengan dengan kondisi curah hujan yang rendah bahkan sangat rendah saat ini, ia mengimbau semua pihak menyikapi dengan lebih bijak lagi.
“Mari kita bijak dalam penggunaan air serta perlunya kewaspadaan bagi masyarakat dalam kegiatan kesehariannya, termasuk juga yang berhubungan dengan api seperti membuang puntung rokok saat memancing, membersihkan lahan, membakar sampah dan lainnya agar lebih diperhatikan,” harapnya.(RW)