SuarIndonesia – Meskipun Pemko sudah gencar melakukan kampanye pengunaan kantong plastik tetapi hingga kini penurunan para pengguna kantong plastik belum signikan. Bahkan penggunaan plastik di Banjarmasin tahun cenderung mengalami kenaikan.
Hal itu diukur dalam neraca Jakrasda sampah per Juli 2019 yang diambil Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin.
Kabid Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Marzuki, kepada awak media mengatakan bahwa data yang diambil per Juli itu telah mencapai 21,72 persen. Sedangkan tahun lalu produksi sampah plastik di Banjarmasin hanya 19,38 persen. Artinya, sampah plastik di kota seribu sungai mengalami kenaikan.
Namun, dari komposisi sampah plastik data DLH menyebutkan hanya mencapai 12 persen dari total produksi sampah di Kota Banjarmasin. Kemudian sebelumnya komposisi sampah plastik mencapai 15 persen.
“Memang sampah plastik secara komposisi mengalami penurunan 3 persen dari 15 menjadi 12 persen. Sedangkan sampah per harinya ada 600 ton,” katanya kepada wartawan di Balaikota Banjarmasin, Selasa (8/10).
Marzuki melanjutkan, sebagai rinciannya komposisi sampah itu sampah basah yang mendominasi yakni 55,89 persen. Kemudian terbanyak selanjutnya sampah tekstil dengan jumlah 14,93 persen, sisanya sampah kulit karet 1,63 persen, kaca dan keramik 2,71 persen, logam 1,36 persen, kertas 9,39 persen, kayu 0,64 dan sampah lain-lain 0,68 persen.
“Sampah basah mendominasi yakni 55,89 persen,” ucap Marzuki yang akrab disapa Zeck itu.
Marzuki juga mengatakkan, neraca sampah tersebut nenunjukkan pergerakkan penurunan produksi sampah plastik, sejak Pemerintah Kota Banjarmasin memberlakukan aturan pelarangan penggunaan kantong plastik di toko modern dan ritel, serta program penggunaan tumbler di kalangan ASN dan pelajar di Kota Banjarmasin, sekitar 2 sampai 3 persen.
“Memang ini berkat komitmen Pemko dalam memberlakukan aturan pelarangan penggunaan kantong plastik di toko modern dan ritel,” katanya.(SU)