Suarindonesia – Wakil Walikota Banjarmasin H Hermansyah mengaku kalau ibukota Provinsi Kalsel masuk lima besar dalam penyalahgunaan lem Fox. Hal ini tentu yang menjadi keprihatian bersama dan terus berusaha menekan jumlah tersebut dengan berbagai cara termasuk penguatan keluarga dan remaja.
“Program kegiatan sosialisasi pembangunan keluarga ini dilakukan untuk penguatan program generasi berencana bersama mitra kerja yang melibatkan kaum remaja atau generasi now,’’ ungkap Wakil Walikota Banjarmasin saat memberi sambutan dan membuka acara sosialisasi BKKBN yang digelar di Aula Pasadena, Banjarmasin Utara, Kamis (13/12/2018).
Di hadapan 500 generasi muda dan pelajar dan remaja, Wakil Walikota Hermansyah mengaku memang hampir tiap hari mendapat informasi penyalahgunaan lem Fox oleh masyarakat zkota Banjarmasin baik dari media sosial maupun laporan langsung dariSatpol PP Banjarmasin.
Karena itu, ujar Hermansyah, situasi tersebut membuat Banjarmasin menjadi konsumer tertinggi penyalahgunaan lem Fox. Dampaknya
sangat merugikan kesehatan bahkan bisa membuat tindak kriminal bagi pelaku penyalahgunaan lem Fox tersebut.
Hermansyah menjelaskan selain dari pemerintah, pelaku penyalahgunaan lem Fox mesti harus mendapat perhatian lebih juga dari keluarga berupa binaan maupun pengawasan yang lebih ketat oleh keluarga pelaku.
“Saya sangat mengimbau kepada keluarga maupun kerabat bagi yang terdapat orang terdekatnya menjadi pelaku penyalahgunaan lem Fox ini dapat memberikan binaan pendampingan. Bahkan kalau perlu pengawasan agar pelaku dapat menjauh dari sikap penyalahgunaan ini,” ucap Hermansyah lagi.
Politisi PDIP Kalsel ini juga menyampaikan peredaran penyalahgunaan lem Fox merambah ke setiap perkampungan di Banjarmasin. Malah tidak hanya perkampungan, peredaran penyalahgunaan lem Fox tersebut juga memasuki komplek.
Kepala BKKBN Kalimantan Selatan, Agustina menyampaikan generasi muda memiliki dampak yang sangat potensial bagi pertumbuhan di dalam suatu keluarga, terlebih untuk pertumbuhan bagi negara Indonesia yang juga bergantung kepada generasi muda.
“Kami sangat mengharapkan kepada generasi muda zaman sekarang menjadi generasi emas untuk di masa depan mendatang, hingga negeri ini suatu saat menjadi negeri hebat, di mana komposisi penduduk negeri ini menjadi faktor kemajuan Indonesia dimasa mendatang,” ucap Agustina.
Rmaja mesti dipoles skill dan kemampuannya untuk menuju pertumbuhan generasi muda yang positif demi terciptanya kondisi negeri yang damai dan aman serta berkembang pesat.
“Kegiatan sosialisasi hari ini kita tujukan untuk memberdayakan generasi muda, perempuan khususnya agar lebih mengerti bagaimana seharusnya tumbuh dan berkembang mulai dari ruang lingkup kecil dalam lingkungan keluarga,” paparnya.
Sedangkan menurut anggota Komisi IX DPR RI, Dr Sumarjati Ariyoso, sebetulnya pengendalian remaja harus dimulai dari rumah rangga. Supaya keluarga itu harus memahami apa yang dialami oleh anak remaja dan bagaimana memperlakukan anak.
“Kami dari dewan memiliki program bina keluarga remaja (BKR), di mana orangtua harus dilibatkan dalam mendampingi anak terlebih anak mereka memasuki usia remaja,” katanya.(SU)