SuarIndonesia – Fenomena Supermoon alias bulan purnama penuh yang diprediksi bakal terjadi mulai 14 hingga 17 Juli 2022 mendatang membuat Kota Banjarmasin kembali dihantui oleh potensi banjir ROB.
Padahal sebelumnya, prakiraan kondisi cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)enek utkan bahwa sejak pertengahan Mei kemarin, Banjarmasin memasuki musim kemarau dan diminta waspada untuk bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Namun rupanya prakiraan tersebut meleset. Padahal, dalam beberapa minggu terakhir, Bumi Kayuh Baimbai ini dilanda hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi.
Kemudian, baru-baru ini, Kota Banjarmasin kembali dihantui dengan ancaman banjir ROB yang terjadi akibat peningkatan permukaan air laut.
Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kita Banjarmasin, Fahruraji membenarkan bahwa fenomena bulan purnama yang terjadi dalam beberapa hari ke depan membuat sejumlah kawasan akan kembali mengalami ROB.
Pasalnya, siklus bulan yang terjadi itu bersamaan dengan pasang air laut tertinggi, sehingga membuat potensi kawasan yang terendam air pasang semakin meninggi.
Citra satelit altimetri juga menunjukan anomali positif tinggi muka air laut, yang dapat menyebabkan banjir pesisir lebih tinggi.
“Kita minta masyarakat untuk tetap tenang dan tetap waspada. Terutama peralatan elektronik yang berhubungan dengan aliran listrik untuk dihindarkan dari rendaman air jika terjadi ROB,” ucapnya saat ditemui awak media di Balai Kota, Rabu (13/07/2022).
Kendati demikian, ia mengaku bahwa ancaman tersebut sudah jauh-jauh hari dipersiapkan oleh Pemko Banjarmasin melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Bukan tanpa sebab, karena banjir ROB yang mengancam bukan lah kali pertama. Dalam beberapa bulan belakangan ini saja, sudah berkali-kali banjir ROB melanda di kota berjuluk seribu sungai itu.
Alhasil, kondisi itu seperti sudah menjadi rutinitas bagi personel BPBD Banjarmasin.
Baca Juga :
“Ini kejadian yang terulang. Kami juga sudah sangat siap. Baik personel maupun peralatan,” ungkapnya.
Untuk wilayah yang terdampak, masih sama seperti kejadian sebelum-sebelumnya, yakni wilayah di pinggiran sungai dan bantaran sungai.
“Misalnya gedung DPRD Kalsel di Jalan Lambung Mangkurat yang tidak jauh dari Sungai Belasung. Tidak hanya itu permukiman di tepi sungai juga wajib waspada,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa dalam kondisi kebencanaan Tim Reaksi Cepat (TRC) akan terus berpatroli untuk melihat keadaan dan perkembangan ke wilayah-wilayah yang terdampak banjir ROB.
Jika memang diperlukan evakuasi, maka warga akan dikumpulkan di suatu titik yang aman. Bahkan jika keadaannya darurat, tidak menutup kemungkinan akan didirikan dapur umum.
“Personel TRC kita ada 26 orang dan kita bagi untuk bekerja secara bergiliran atau shift,” tuturnya.
Ia juga mengharapkan, adanya langkah konkret terkait pembenahan drainase. Meski sifatnya temporer, Ia mengakui ada beberapa wilayah genangan yang lambat turun.
“Misalnya di Jalan Pangeran Samudera. Genangan bahkan sempat masuk hingga ke toko-toko,” pungkasnya.
Terpisah Kabid Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Rini Wardina juga mengakui, bahwa pada saat itu akan menyebabkan genangan di beberapa kawasan.
Khususnya di kawasan-kawasan yang ada di tepian sungai besar.
“Diprediksi genangan terjadi di wilayah tepian Sungai Martapura dan Sungai Barito,” ujarnya singkat. (SU)