SuarIndonesia – Sebanyak 14 Perpustakaan Desa (Perpusdes) di Provinsi Kalimantan Selatan, mendapat bantuan pengembangan Perpustakaan Desa Berbasis Inklusi Sosial di tahun 2021 dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia.
Tujuan diberikannya bantuan tersebut tidak lain adalah untuk menjadikan fasilitas baca tersebut bisa memberi dampak positif terhadap kesejahteraan warga di desa.
Bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalsel, pengelola Perpusdes yang terpilih dari 4 kabupaten diberikan bimbingan teknis untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam memajukan perpustakaan yang dikelolanya.
Inspektur Perpustakaan Nasional RI, Darmadi, SIP.MM mengatakan, kegiatan yang dijalankan selama 5 hari itu mensosialisasikan strategi untuk mengelola perpustakaan secara profesional, baik dalam mempublikasikan koleksi yang ada maupun membedah buku yang bermanfaat untuk pengembangan ekonomi di desa.
“Transformasi ini merubah sudut pandang masyarakat terhadap perpustakaan, yang dulu hanya sebagai penyedia buku, orang datang membaca, kita ubah supaya perpustakan itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya di sela kegiatan Bimtek tersebut, Selasa (15/06/2021) pagi.
Menurutnya, melalui pemanfaatan koleksi buku yang dimiliki masyarakat bisa melakukan pembedahan buku dan diambil ilmunya kemudian dipraktekan, sesuai kondisi daerah masing-masing.
Di samping itu, ia menilai untuk Provinsi Kalimantan Selatan sendiri banyak mempunyai lahan pertanian dan perikanan. Sehingga perpustakaan harus bertransformasi untuk menyesuaikan kondisi lingkungan agar dapat berperan untuk meningkatkan hasil perikanan atau pertanian di desanya secara bersama-sama.
“Perpustakaan zaman sekarang tidak hanya sebagai tempat baca dan gudang buku, tapi sekarang kita jadikan perpus untuk meningkatkan taraf atau kesejahteraan sosial warga,” pungkas Darmadi.
Sementara itu Kepala Dispersip Kalsel Hj Nurliani, melalui Kepala bidang Pelayanan dan Pengembangan Perpustakaan, Wildan Akhyar, mengharapkan pengelola perpustakaan desa dari Kabupaten Barito Kuala, Tanah Bumbu, Hulu Sungai Utara dan Tengah ini, dapat memaksimalkan pengembangan perpustakaan desanya masing-masing.
“Seperti yang disampaikan, perpustakaan desa bisa memaksimalkan untuk kemajuan perpustakaan, bisa melalui dukungan dana desa, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota, hingga APBD Provinsi,” paparnya.
Selain diberikan Pembinaan, Perpustakan yang dibantu pengembanganya ini, juga di support berupa sarana prasarana, diantaranya buku, komputer, printer, dan perangkat pendukung lainnya.
“Program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini, merupakan salah satu Prioritas Nasional, untuk Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi dan Komunikasi,” tuntas Wildan.
Diketahui, tahun ini program tersebut menyasar 450 desa dari 152 kabupaten, di 32 provinsi se indonesia. Salah satunya 14 perpustakaan desa (Perpusdes) di Kalimantan Selatan. (SU)