Suarindonesia – Indonesia berduka setelah gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Donggala, SulawesI Tengah pada, Jumat 28 September 2018 lalu.
Seluruh aktivitas di Palu dan Donggala lumpuh setelah diguncang gempa dan disapu oleh gelombang tsunami. Hotel, rumah, jembatan dan bangunan lainnya runtuh. Tidak hanya itu, pasokan BBM dan listrik menjadi sulit didapatkan oleh rakyat Sulteng. Semuanya serba susah.
Namun 10 hari berselang, Sulteng kini perlahan mulai pulih. Pemerintah dan masyarakat bersinergi agar Palu dan Sulteng bangkit. Berikut potret perkembangan wilayah Sulteng usai gempa dan tsunami seperti dilansir dalam kumparan, Minggu (7/10/2018).
PASOKAN BBM
Kondisi lalu lintas kota Palu sempat semrawut pascagempa dan tsunami yang menghantamnya. Mobil dan motor mogok karena kehabisan bahan bakar yang membuat jalanan macet.
Warga sempat berebut bahan bakar di beberapa SPBU di Kota Palu. Bahkan saat itu satu botol air minum mineral ukuran 800 ml BBM sempat dijual dengan harga Rp 100 ribu. Menipisnya pasokan BBM di Kota Palu disebabkan jalan rusak sehingga distribusi terhambat.
Sehari setelah Sulawesi Tengah dihantam gempa dan tsunami, tim Terminal BBM (TBBM) Donggala menyuplai solar untuk RS Undata di Palu.
Tidak hanya itu, Pertamina juga langsung mendirikan posko penanganan, yaitu Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Mutiara Palu dan di Terminal BBM (TBBM) Donggala.
Menanggapi sulitnya BBM pascagempa, Menteri ESDM Ignasius Jonan kemudian mendarat di Palu pada 4 Oktober 2018. Saat itu, Jonan mengatakan, pasokan BBM di Kota Palu sudah pulih sekitar 70%.
Sebelumnya, mobil mengular di pinggir jalan untuk mendapatkan pasokan BBM, sedangkan pengendara motor diwajibkan membawa botol untuk mendapatkan BBM. Pelayanan dilakukan secara manual dengan pengawasan aparat keamanan dari TNI dan Polri.
Dalam aktivitas normal sebelum gempa, Jonan menyebut dalam satu harinya bisa menyuplai BBM 400 KL. Sedangkan saat ini, Pertamina bisa menyuplai 350 KL BBM.
Dalam kunjungan tersebut, Jonan meyakini aktivitas Kota Palu akan normal dalam beberapa hari ke depan.
Menurut data BNPB sebanyak 12 dari total 17 SPBU di Palu sudah beroperasi. Namun, warga dibatasi dengan maksimal pembelian RP 100 ribu bai roda empat dan 5 liter per orang bagi pembeli menggunakan jeriken.
Pertamina juga kini menyediakan BBM dalam bentuk kalengan untuk mempercepat layanan. Jenis BBM yang dijual kalengan yaitu Pertalite dan Pertamax. Namun, tahap awal hanya Pertalite yang tersedia.
PASUKAN LISTRIK
Pascagempa dan tsunami yang melanda, Kota Palu gelap gulita selama enam hari. Aliran listrik terputus karena gardu listrik roboh dan rusak.
Mengetahui kondisi ini, pihak PLN kemudian langsung memperbaiki kelistrikan di daerah terdampak. PLN mengerahkan tim gabungan dalam beberapa tahap dan terus mengirimkan genset untuk membantu penerangan.
Pada Minggu (1/10), pemerintah menambahkan bantuan genset untuk penerangan Palu yang dikirim dengan menggunakan pesawat TNI AU. Setelah dilakukan pemulihan, listrik berangsur menyala pada Kamis (4/10) sore, sekitar pukul 18.00 WITA.
Lampu menyala di sejumlah jalanan seperti Jalan Kartini tepat depan Rumah Dinas Gubernur Sulteng, Jalan Anoa, Palu Selatan, serta Jalan Prof M Yamin, berdasarkan pantauan kumparan.
Sabtu (6/10) kemarin, Kepala Humas dan Pusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, listrik untuk Kota Palu sudah pulih 65%.
Sebanyak 5 dari 7 gardu induk yang mencakup Palu, Sigi, Donggala, Parigi Moutong, sudah beroperasi dan perbaikan masih terus dilakukan. Sutopo berharap listrik di daerah terdampak dapat pulih 90% minggu depan. (BY)